Pages

Kamis, 13 Oktober 2016

Cerita Mistis Sekolah

  Semua sekolah pasti punya cerita mistis. Dan yang paling best seller itu cerita mistis kalau sekolahnya itu bekas rumah sakit, bekas kamar jenazah, bekas kuburan, dan lain-lain. Apalagi Mr. Gepeng, kalau belum kenal, mungkin lu agak ansos dengan setan HAHA. Nah tapi beda dengan sekolah gue yang satu ini. Lu gak bisa ngomong ini bekas kuburan dan lain-lain soalnya sejarah sekolah gue itu jelas dan emang karena sudah ada pas masih jaman kolonial Belanda. Gue gak tahu persisnya kapan, yang jelas sekolah gue itu didirikan oleh suster Belanda. Dan kalau gue gak salah menafsirkan, bahkan di buku  "Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer" karangan Pramoedya, pernah menyebutkan sekolah gue walaupun tidak secara langsung. Intinya sekolah gue itu udah lamaaaaaaaaaaa banget berdiri dan beroperasinya. 

Semakin lama, semakin banyak juga (cerita) mistisnya.

Sama kayak pacaran terlalu lama. Semakin lama (pacaran), nanti kalau putus semakin banyak juga mistisnya. Semakin menghantui. 

Ya tapi kali ini gue gak akan cerita tentang perkara hati. Kali ini kita ngomong perkara setan (?) yang ada di dalam sekolah gue yang bahkan kata Ryo (baca entri: Sarinah- Fatahillah- Ancol), bocah petualang yang bisa ngeliat, kalau di sekolah SMA gue ini emang banyak anunya (Baca: SETAN. Bukan . . . ). Temen-temen gue yang udah dipenjara di sekolah itu lebih lama daripada gue juga mengatakan hal yang sama. Tapi yaaa wajar-wajar aja. Di sekolah SMP gue juga begitu, tapi gue santai-santai aja, gak mistis-mistis amat. Orang aja yang kadang ngomongnya terlalu dramatis. 

  Tapi entah kenapa kayaknya di sekolah SMA gue ini gak bisa dibilang terlalu dramatis deh, kayaknya..
beneran ada. 

dan. . .


banyak!

  . . . krik...krik. 

  Ini gue baru masuk tiga bulan di SMA udah banyak banget cerita yang gak perlu gue gali mencari tahu, datang dengan sendirinya. Bukan dari temen, melainkan dari guru. Entah emang beneran ada atau jangan-jangan guru-guru gue itu penyihir, atau jangan-jangan sekolah gue ada platform 9 3/4 dan ternyata sekolah gue bekerja sama dengan hogwarts. No one knows. 

   Yha balik ke topik.

  Gue lupa berawal dari mana sampai akhirnya kelas gue dan guru itu membahas topik ini. Intinya dia bercerita gini, 
  
  Pernah suatu kali dia mengajar di kelas 11. Saat dia mengajar dia ngerasa ada anak kecil yang nyolek dia berkali-kali. Sadar ada, doi langsung ngomong, 
"Udah kamu duduk perhatiin di pojok situ ya" katanya sambil nunjuk pojok.
  Seisi kelas 11 yang lagi diajar langsung bingung, loh ni guru ngomong ke siapa. Padahal gak ada yang di depan selain dia.

  Sadar biar gak dicap guru gila, dia menjelaskan, "Oh gak tadi ada yang mau ikut belajar"

  Dan gak sampai situ aja. Kata dia juga ada di salah satu kelas yang selalu melebihkan satu bangku. Karena ada yang mau ikut belajar. Semua berawal dari saat pembagian buku atau apa gitu beberapa tahun yang lalu. Pas sebelum dibagiin terhitungnya pas sejumlah dengan seisi kelas. Tapi pas dibagiin pasti kurang satu. Begitu terus berkali-kali. Jadi setiap kali di kelas itu, ya mau gak mau lebihin satu buat dia dari alam sana

serem ga tuh.
Kurang mistis? 
Guru gue yang lain menambahkan kemistisan sekolah gue...

Di lantai yang sekarang menjadi ruang-ruang kelas SMA konon merupakan asrama. Jadi ada beberapa ruang yang punya pintu (tapi sekarang dikunci) dan bisa nyebrang ke kelas lain. Nah diantara itu ada sebuah ruang kalo di hotel-hotel sekarang sebutnya Information center. Dia itu ada meja resepsionisnya dan ada tangga dibawah meja resepsionisnya. Sekarang jadi ruang Seni yang jarang digunakan. Dan tangganya gak tau menuju kemana, yang jelas gak pernah dipakai dan pager menuju tangga yang mengarah kebawah ini dikunci. Kalau kata kakak kelas, ruang Seni lama kelamaan sih jadi tempat taruh barang-barang kebutuhan dekor kalau lagi ada acara sekolah doang. Jarang kita masuk ke dalam untuk melakukan tugas di dalam ruang itu. Dan kebetulan kemarin gue kesana bersama teman-teman gue untuk membantu dekor untuk program besar sekolah nanti. Ini momen pertama masuk ke ruangan seni --yang gue gak tau mistis apa gak.

  Saat dibuka, guru seni gue dengan nada-kayak-gak-terjadi-apa-apa ngomong santai,
  "Disini itu ada dua penjaga"
Gue bingung.. Dua penjaga?
  "Ada dua anak kecil yang selalu jaga ruangan ini. Ada di dekat tangga..
  "Jadi non kalau ngomong harus hati-hati"
Gue baru ngeh. 

  Dan saat gue memasuki ruangan seni yang lembap karena gak ada AC itu, gue juga merasakan hawa yang beda. 11-12 kayak fatahillah. Lampu remang-remang, lantai masih kayu apalah itu, lembap, dan cuma ada sebuah kipas angin biar adem. Hm..

Kurang mistis?
Masih banyak guru gue yang menambahkan kemistisan sekolah gue. Tenang aja cerita gue terkumpul banyak.

  Ini diceritakan dari karyawan dan diceritakan kembali oleh guru gue saat belajar animisme-dinamisme.

"Siapa disini yang tidak percaya adanya roh?" tanya guru gue.
Doi gak nanya siapa yang gak percaya Tuhan. Tapi nanya siapa yang ga percaya adanya roh.

Jelas gak ada yang tunjuk tangan, ditanya Tuhanpun mereka juga percaya-percaya wae. Tapi guru gue tetap melanjutkan,
"Kalau disini ada yang gak percaya dengan adanya roh, coba sekali-kali jam 5 lewat di ruangan ini sendirian. atau gak perlu jam 5 deh, siang-siang sendirian, berani gak?"
  Gue pun mulai sadar ini bakal mengarah ke apaan.
 "Emang ada apaan bu?" tanya gue dan temen gue berbarengan.
"Ya banyakkan si karyawan (yang ketemu sama mereka). Kalian kan cuma datang langsung pulang. Kalau karyawan kan pas semuanya pulang, pas sepi, yang kunci pintu. Karyawan suka cerita"
"Cerita apa buuu???"
"Tanyalah ke karyawan"
"Ya masa kita tiba-tiba dateng nanya gituan..." celetuk temen gue.
"Ya..jadi... 
... di ruang multimedia yang bisa nonton film itu. Dulu sebelum diberkatin, sore-sore karyawan tahu betul ada yang masuk ke ruangan itu. Jadi ditungguilah sebelum dikunci. Lama banget gak keluar-keluar, akhirnya karyawan heran dan masuk ke ruangan itu. Ternyata gak ada siapa-siapa" 
Semua teman gue mulai bergidik ngeri.
"Yaaa.. Tapi sekarang sudah diberkati" lanjut guru gue agar kita gak takut-takut amat.
Tapi tetep aja kali bu. Eksistensi mereka itu ada.
"Ya makanya jangan kemana-mana sendirian"

Ada juga cerita terkenal banget yang katanya ada anak ketabrak saat ingin mengambil pr guru killer. Sekarang ada tulisan dia di langit-langit aula kayak bercak darah dan gak bisa dicat --yang gue gak tau sampe sekarang aula yang mana-. Sekali dicat, tulisan itu akan tetap ada dan muncul lagi. Akhirnya sekarang ditutup pakai kain,

serem gak tuh.

Kurang serem lagi?

Di toilet ujung dulu pernah ada kacanya. Tapi kemudian kacanya dilepas karena sering ada penampakan suster.

  Dan masih banyak lagi.

Gue ga ngerti lagi, mungkin sekolah gue dijadiin rumah hantu lumayan tuh. Sekaligus cari dana untuk acara sekolah HAHAHA.

Tapi kadang sedih juga ya, kadang yang kasat mata lebih diperhatiin keberadaannya daripada yang bisa dilihat langsung. Bahkan kadang yang kasat mata malah dicari-cari buat diajak main. Yang nyata? heh, kenal aja gak.

Sama kayak perasaan, yang semu malah dicari-cari, yang nyata malah diabaikan.



serem gak tuh



Minggu, 04 September 2016

[TAT] Angkatan 90an (2090-an maksudnya)

Masih edisi Throwback Aja Terus,
edisi: Mos 2013 dan kurikulum 2013.
-
Kangen aja terus,
Sampai hati lupa diurus.
-

Di tahun ajaran kurikulum 2013 ini, kami semua (kecuali kelas 9, mereka tidak mendapatkan kurikulum 2013 -_- Curang banget) mendapatkan bab-bab lebih banyak (tambahan) daripada KTSP sebelumnya. Katanya sih itu pelajaran SMA, namun ketika SMA baru benar-benar diperdalam. Ya, ini dasarnya. Nah, sejak tahu kurikulum 2013 kayak gitu (mempelajari pelajaran yang tidak seharusnya diajarkan pada kelas kecil) gue jadi sedikit mengerti kenapa setiap kali ketika gue masih di bangku SD, menanyakan pr ke orangtua gue, jawabannya pasti gini:
     “HAH? Inikan pelajaran SMP. Mama(/Papa) sudah lupa” jawabnya selalu.
Atau kadang ‘bergossip’ dengan keluarga tentang pelajaran masa kini...
     “Pelajaran anak sekarang tuh.. Aduh ribet banget. Gak kayak dulu”
     “Iya tuh.. Setiap malam kalau ditanyain pr.. haduh...” dilanjutkan dengan tawa khasnya ibu-ibu.
Jadi sekarang gue gak kebayang bagaimana keadaan pelajaran cicit gue pada masa mereka. When they are on 90’s (2090-an maksudnya).

Dan katatanya sih SMA sekarang (kurikulum 2013) diwajibkan membuat skripsi. Jadi mungkin saja  the 90’s bakal disuruh menerbitkan buku untuk tugasnya, dan masyarakat yang menilai. Misalnya kalau mau dapet nilai A++(ada gak sih?)harus masuk kedalam 10 best seller New York Times dan difilmkan oleh Hollywood, kalau mau A+ harus masuk ke national best seller tanpa harus di filmkan, kalau mau A harus masuk ke 10 best books di Gramedia, kalau diterbitkan dan di rekomendasikan oleh penerbitnya diberi B+, kalau diterbitkan saja B, kalau diterbitkan tapi tak ada yang mau beli, yang kemudian jatuh ke barisan buku-buku gak laku dan Sale up to 70% hanya mendapatkan C+, dan bila tidak diterbitkan C- atau ulang kembali. Dan bila masuk ke Mid Night Sale, berarti itu baju dan mahasiswanya salah buat.

Gak kebayang.

Mungkin mereka sudah tidak memakai buku, tetapi menggunakan Ipad transparent sebagai buku dengan alasan go green. Padahal nge-cas Ipad kan juga sama-sama memboroskan. Tapi mungkin juga mereka menggunakan tenaga solar.

Imajinasi gue kece banget.

And the 90’s kelas TK sudah belajar perkalian dan aljabar dasar; SD sudah disuruh membuat makalah, paper, dan kawan-kawannya itu; SMP sudah disuruh membuat skripsi; SMA sudah membuat tesis. Kuliah, ya tadi, membuat buku. Mungkin sedihnya, alfabet sudah diajarkan sejak lahir. It’s mean, sekolah pertama mereka adalah ketika mereka berumur 1 hari.

Remember, technology can change everything.

Juga, kata orang, semakin zaman ini modern semakin manusia-manusianya songong. Ada benarnya sih (walau gak semua songong). Jadi waktu gue me-MOSkan anak baru, ada satu anak yang benar-benar tidak disukai oleh kami para OSIS. Karena dia itu gak mau dengerin kita, bahkan harus kita marah dulu..
*Sesi Baris-bebaris*
Guru: TEGAK GRAK!
*Semua tegak*
*(Anggap saja namanya Beyn) Beyn santai, gak ngapa-ngapain*
Gue: Berdiri tuh yang tegak. Bisa gak?
Beyn: ... *kakinya bergerak, dan gue kira dia akan tegak. Tapi realitanya dia cuma mengganti tumpuan kaki dari yang kanan ke kiri, melenggengkan pinggangnya* 
Gue harus berpikir positif kan? Ya sudah, gue pikir dia itu memiliki penyakit tulang, jadi yowes, rapopo. Silahkan.
Namun terkadang, pikiran positif kita diabaikan oleh alam semesta. Sesuatu yang positif juga tidak berujung baik. Misal, positif dinyatakan Kanker; kan gak positif tuh.
“BERDIRI YANG BENAR!” suruh Ines dengan tegas
“Bacot lo”
Mungkin perdebatan terjadi.
Dan kesongongan-kesongongan dia lainnya.

Selain dia, juga ada bebarapa juga sih yang songong, tapi syukur terimakasih sekali masih ada juga yang gak. Selain sikap yang makin beda tiap tahunnya, tinggi mereka juga berbeda setiap tahunnya, semakin pendek. Entah gue yang tinggi, atau mereka memang pendek.

Idk about 90’s, mungkin kesongongan sudah membawa mereka berkata ‘gue-lu’ , punya pacar, berkata yang tidak seonoh sejak TK, dan mereka sudah mengenal cabe-cabean yang diganti dengan api-apian, karena api itu lebih panas daripada cabe (toh cabe juga gak panas, cuma pedas saja).

I don’t hope so.


Ohiya,


Mau gue kasih epilog yang tadi?




Setahun kemudian dia pindah sekolah. Dia, iya dia, Beyn. 

Sabtu, 03 September 2016

[TAT] Rumput yang Bergoyang

Throwback aja terus. edisi ke 2.
Gue kangen parah:') 
“Gue gak tahu jawabannya, makanya gue jawab aja: Tanyakan pada rumput yang bergoyang” bbm Pam ke gue. 
“BEGO HAHAHAHA” bales gue singkat, padat, jelas sambil cengengesan ngetik gituan.
Jadi, hari itu Pam – anak kelas sebelah, abis ulangan agama. Karena Agama KTP – Lebih tepatnya sih Ateis; gak ngerti apa-apa tentang pelajaran agama, doi dengan santainya menjawab itu.
Bahkan disaat utspun dia sempet ngejawab kayak gitu, tetapi kali ini di pelajaran Bahasa Inggris.

Where does he work?
-Ask the shaking grass.

Dan dengan bangganya Pam chat ke gua seperti dia sudah menyelesaikan misi CIA. Tapi ternyata spesies begituan gak Cuma Pam doang di sekolah gue. Ada juga temen gue, panggil saja Mawar, eh melati, dia menjawab aneh di pelajaran matematika

Soal: Apabila x membagi 3, balblabla

Jawaban: Maaf pak, sebelumnya saya tidak tahu jawabannya. Karena saya belum pernah membagi x dengan 3 . Jadi saya belum tahu jawabannya. Karena hanya Tuhan yang tahu apa jawaban dari persoalan di dunia ini.

Sama halnya dengan Pam, dia (temen gue) dengan bangganya menceritakan ini semua ke teman-temannya, termasuk gue. Gue hanya ketawa cekikikan dan gue berpikir, sepertinya guru Mat ini akan kasih nilai minus 1 atau lainnya. Ternyata gue salah. Saat ulangan dibagikan, emang sih si mawar eh melati ini remed dengan nilai redah, tetapi lihatlah kebunku penuh dengan bunga, ada yang putih dan ada yang merah dia mendapat poin 1 di jawaban-pintar pintar bego-menggelikkan itu. Sedangkan jika jawaban kita salah, gak diberi poin. Jadi semenjak itu, gue berpikir, lebih baik gue mengarang bebas saat gue tidak tahu jawabannya. 

Misalnya:
Dodit membeli sepuluh donat, ia memakan sembilan donat; dan memberi setengah kepada Didit. Maka, apakah yang Dodit dapatkan sekarang??
Jawab gue: Yang jelas Dodit bakal diabetes, bu. Didit kasian dong bu Cuma dapet setengah. DIMANAKAH KEADILAN ITU, BU?? Kenapa ibu hanya diam saja?? BUKANKAH KATA ORANG, ORANG YANG DIAM SAJA DITENGAH KETIDAKADILAN MENDAPATKAN HUKUMAN TERGELAP DI NERAKA? IBU MAU MASUK NERAKA? GAK KAN?! Maka, perjuangkan keadilan yang merata! SALAM SUER!

Niscaya,gue langsung ditabok oleh gurunya. Mantap.

Dan sekarang teori gue kedua #2: “Matematika adalah pelajaran mengarang; dan Bahasa Indonesia adalah pelajaran hafalan. Dunia sudah terbalik bro.” Mungkin ini mulai menuju akhir dunia, kawan.*JanganAmpeDehAmitAmit*

Balik lagi ke persoalan Pam. Meskipun ia mulai didiskriminasi sejak jawaban ‘Tanyakan Pada Rumput Yang Bergoyang’ pada guru agama gue, dia tetap tidak menyerah mempertahankan kodrat penggalan lirik lagu lama itu. (Fyi: Banyak pasti dari kalian tidak tahu asal muasal kalimat itu. Itu kalimat berasal dari lirik lagu Ebiet G, lupa gue judulnya). Ohiya, ‘Diskriminasi’? Maksudnya diskriminasi tuh, jadi semenjak kalimat itu, setiap kali nilai agamanya jelek, pasti guru agama dengan tersenyum miring semacam jahat gitusih, berkata
“Gak Nanya pada rumput yang bergoyang sih. Makanya jelek”

Entah apa reaksi Pam saat itu.

Meski sudah dicap sebagai ‘Anak Rumput Yang Bergoyang’, Pam tidak akan menyerah menegakkan keadilan penggalan lagu itu. Dia dengan santainya menjawab lagi di remedial UTS Agama – yang kebetulan gue ngecek tuh remedial.


Diatas kertas terdapat gambar rumput – entah rumput darat atau rumput laut; dan terdapat balon diatasnya bertulisan ‘Remember me?’. Gue ngakak ga ada habisnya. 'Pinter' (Pinter tanda kutip) blasteran bego sih itu. 

Jumat, 02 September 2016

Throwback Aja Terus

  Gue merupakan manusia yang mencintai sejarah. Saking cintanya, gue suka gak move on, entah setia entah bego. Terkadang throwback membuat kita merasakan kenyamanan masa lalu [KENYAMANAN MASA LALU EHEM], bisa juga membuat geli. Bisa jadi gue jadi satu dari sekian banyak orang yang suka banget throwback sesuatu. Bahkan di rumah gue, gue punya satu box yang isinya 'peninggalan-peninggalan' kejadian, dimana saat gue membukanya, gue bisa time travel dan merasakan rasa yang sama saat masa lalu.
Pantes aja kan, gue masih jomblo sampe sekarang. sedih.

  Nah, jadi, untuk menghormati masa lalu; gue bakal mepost tulisan-tulisan dua tahun yang lalu gue yang belum pernah di post di blog ini. Entah ada berapa, gue gak inget. Kalau gak salah sampai 5 entri; tapi yang jelas gue bakal ngepost satu-satu, di entri berbeda-beda. Kenangan itu :').
#sekarangguegaksempetlagikalinulis
#TugasYaoloRasanyaKekMatiRasa
#noregrets

The Fault in Our Minds

Ini gue gak tahu kapan buatnya, kira-kira Juni 2014. 
2 tahun yang lalu.

Hari-hari terus berlalu, buku baru datang dan kembali. Meledak sekarang, menjinak setengah tahun kemudian, diganti lagi dengan boomingnya novel baru selanjutnya. Begitu terus menerus tanpa henti seperti siklus air. Tapi sedihnya, novel itu gak bisa turun begitu saja, harus dibeli dulu, baru bisa dinikmati.

Dan gue, sebagai pembaca novel setengah setia (karena kadang gak setia juga, gak baca novel sampai habis) selalu menjadikan toko buku sebagai tempat paling favorit. Semakin banyak buku yang bagus-bagus dan lengkap, semakin banyak juga nerdfighter di dalamnya. Ya, Gramed Matramanlah toko buku favorit gue. Selain lengkap, toko buku itu juga (kadang gak boleh) memperbolehkan kita baca saja tanpa membeli. Yang menyenangkan sih kadang Gramed memberi discount-discount yang sangat menguntungkan. Apalagi gedung toko buku itu dikelilingi sama makanan, behhh mantap deh.

Tetapi kadang peristiwa paling gak enak itu ketika lu datang ke toko buku itu pada awal bulan, kemudian melihat novel-novel lama tak laku terjual ditaruh di lantai dan digantikan dengan novel-novel baru yang gak tentu laku terjual juga. Miris banget lihatnya. Apalagi kalau ke area parkiran, kemudian ketemu tenda besar. Di destinasi penyiksaan novel atau buku yang tak laku jual atau yang pembelinya bisa dihitung dengan jari, dimana awalnya mungkin seharga Rp. 30.000 sampai Rp. 40.000-an bertransformasi menjadi buku yang hanya seharga Rp. 5.000-an keatas dan bertema hanya untuk ‘Cuci Gudang’. Itu sakit banget.

Dan sesuatu yang gak mungkin kalau novel John Green jatuh ke barisan ‘Cuci Gudang’ karena novelnya laku keras sekali. Bahkan bisa gue prediksi, 70% remaja di dunia pasti kenal dengan novel ‘The Fault in Our Stars’ karya John Green yang sangat laku keras di kalangan anak muda. Termasuk gue. Jadi sangat disayangkan kalau melewatkan filmnya yang rilis 6 Juni lalu, dan tanggal 25 Juni di Indonesia. Dan tentu sangat gak seru kalau gue menonton sendiri dan gak ada temen gila gue, Nicole dan kawan-kawan gue lainnya. Oleh sebab itu, gue mengajak mereka semua.
“GI DIMANA?! GUE LUPA!” Seru gue dalam hati. Gue lupa GI dimana.
“Oh iya di belakang sekolah...” seru jiwa kedua gue di dalam hati.
“Ke arah sekolah ya pak..” pinta gue ke supir gue.
“Oke oke” jawab supir gue yang kelihatannya sih mengerti, walau dia gak tahu jalan-jalan di Jakarta.
Kemudian, gue tersesat.

Singkat cerita, gue akhirnya sampai di GI setelah menanyakan beberapa manusia bumi.

Kita berkumpul di Starbucks, dan gue meminum Pulpy Orange yang gue bawa dari Indomaret – Yang kemudian gue baru tahu ternyata hal itu dilarang. Tapi pelayan disana cuek-cuek aja gue minum Pulpy Orange, gapeduli. Mungkin ketidakpedulian pelayan Starbucks itu menjadi motto kerja mereka. Nama kita salah tulis aja mereka cuek. Maka sekarang gue mempunyai pedoman cinta yang pertama: Jangan pernah pacaran sama Mas-Mas Starbucks, nama kita salah saja tidak dipeduliin, apa lagi lo.

Terkutuk sudah kau, mas-mas Starbucks. AHAHAHAHAHA! *ketawa jahat,sinis, dilanjut suara piano yang melankolis*

Setelah Selfie dengan tongsis sepanjang tongkat nenek sihir itu, kita langsung menonton TFIOS yang katanya sih, sedih. Gue yang sudah membaca novel itu hanya sedih dikit doang sih. Tapi percayalah, perasaan masing-masing jiwa itu beda-beda. Seandainya kalau perasaan setiap jiwa itu sama, tentu tak ada spesies Jomblonicus computerterus. Jadi intinya, spesies ini sudah direncanakan yang diatas. Hargailah rencana yang diatas, pls.

Lanjut ke perasaan orang beda-beda. Gue menonton film TFIOS cukup terharu dan tidak menjatuhkan satu tetes air matapun ke lapisan pipi. Di lain sisi, temen sebelah gue, Nicole, menangis. Dua kali. Tapi wajar sih. Banyak juga yang menangis, termasuk kaum Adam. Padahal gue bingung harus menangisi apa, yang cowo mati, tamat. Yang harus ditangisi tuh seharusnya sinetron-sinetron, yang cowo mati ditabrak, berlumuran darah, yang menabrak panik, kabur, kemudian dengan tambahan hujan deras si cewe berlari-lari sambil menangis mengangkat cowonya, dan berteriak, ‘TIDAKKK! *Dilanjutkan pidato panjang tentang dia dengan diri si cowo ini*’. Dramatisan mana?

Kemudian ketika momen menangis dan ditangisi, kami semua bubar jalan entah kemana. Ada yang pulang, ada yang shopping (BUKAN GUE YANG JELAS. GUE GAK SUKA SHOPPING), dan apa kabar dengan gue? Gue dan Nicole pergi ke Kidz Stations. Menurut penelitian Nicole, ketika kita berjalan mengelilingi mall ini, akan ada momen dimana alam semesta menyatukan kita dengan kehidupan orang lain alias, kita ketemu teman/guru/artis secara tidak sengaja. Bener. Tapi harapan kita tentang ‘Bertemu Artis’ gagal. Kita hanya bertemu dengan mahkluk bumi teman sekolah/dulu teman sekolah. Bukan bertemu guru/artis yang kita impikan. Tidak lama, kita sampai di Kidz Stations. Kita langsung jatuh hati ketika melihat boneka binatang yang terlihat asli. Kita yang seperti anak gak tahu diri, memainkan ini serta ketawa-ketiwi sendiri tanpa henti.
“Nic, coba pencet deh” suruh gue kepada Nicole untuk memencet tombol ‘try me’ di boneka bayi.
Dipencet keras sama Nicole pada bagian pinggangnya.
“KOK GAK MAU SIHH?” Nicole kesal.
Dibukalah rok mini boneka bayi itu.
“WOY NIK NGAPAIN??” Gue bingung kenapa harus membuka rok segala kemudian dipencet.
“INI GA BISA BUNYIIII” jawab Nicole sembari memencet badan-boneka-bayi-tak-berdosa-itu.
“mama!” teriak bayi itu. Mungkin kalau kisah di dunia nyata, bayi itu mau manggil mamanya, minta pertolongan atas perbuatan tidak seonoh itu.
“Yeyyy bisa!” Nicolepun senang.

Ternyata di kidz stations itu tak hanya memiliki satu jenis bayi saja, ada bayak jenis bayi. Mulai yang bisa ngomong ‘mama’ sampai nari-nari kayak bayi kebanyakan konsumsi whiskey. Sebenarnya gue bingung kenapa sang pembuat mainan harus membuat sedemikian rupa (kita harus memencet tubuh si bayi mainan terus-terusan sampai dia bisa bunyi). Inikan membuat generasi Pedofil. Cukup generasi Cabe-Cabean yang ada, plis jangan sampai generasi selanjutnya adalah GENERASI PEDOFIL KARENA MAINAN KALIAN INI! CUKUP. HENTIKAN PENCABULAN PADA BONEKA BERBENTUK BAYI!! JANGAN GANGGU HIDUP MEREKA LAGI! JANGAN PAKSA MEREKA BERKATA-KATA HAL-HAL GAK PENTING! AYO KITA DEMO!! TURUNKAN HARGA CABE!!!!!!!! #KokNgaco


Ahsu....dahlah. 

Jumat, 05 Agustus 2016

[sok bisa] Ngaaajar.

Gue akhirnya termasuk senior di misdinar (gak tau misdinar? Cari di internet. That’s why internet invented). Gue udah jadi misdinar di gereja gue selama, hm.. 6 tahun kali? Pokoknya setia banget dah gue (tapi jomblo mulu, ehem). Dari sekian banyak temen gue yang seangkatan sama gue, yang sama sama dilantik, Cuma tersisa dua yang aktif, gue salah satunya. Kurang setia apalagi gue? Kalau lu gak tahu seberapa enam tahun itu seberapa lama, kalau seandainya itu jarak waktu pacaran, mungkin tahun ini gue udah nikah kali, anak udah punya kali? Ya pokoknya lumayan lah lama, meski masih ada beberapa yang lebih lama daripada gue. Tapi tetep termasuk tipe yang setia kan gue ;) HAHAHAnajis.

Nah karena gue bosen jadi anggota misdinar terus, akhirnya tahun kemarin gue memilih untuk menjadi pengurus. Tahun kemarin gue harusnya ngajar juga, cuman karena gue kala itu lagi kelas IX, yha udha, gue mengundurkan diri buat ngajar dan aktif bentar. Daannnn tahun ini akhirnya guepun ngajar –dan ketua, dll mepercayai gue begitu aja HAHA, mereka gak tahu otak gue itu gesrek dan udah bergeser searah dengan arah lumut di hutan. Nah jadi alasan kenapa gue sabtu-minggu suka gak bisa, karena naq naq qu ini. (baca: anak anak ku ini; pfft alaybetdah) 

Hari pertama  ngejelasin doang tau ngajar, saat pertama juga gue yang ngajar ke 35an anak. Tentang warna dan busana liturgi (kurang paham? Gak usah sok ribet. Google.) 

 Saat pengenalan kan first impression gitu kan, gue kayak sok sok asik gitu biar keliatan asik.
“HAIIII”
“HAIIIIII” yang jawab gue sendiri. HAHA gadeng, mereka masih punya hati emang kayak dia *EHHHH
“Halo nama saya.. Eh, gue, ehm, aku?” semua gak bales, gak diem juga.
“Aku ajalah ya”
Gak ada yang jawab. Mungkin dia pikir ini retorik?
“Nama aku Maria Michelle Angelica, biasa dipanggil sayang” jomblo amat sih mas.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik, mampus garing.
“HAHAHAHHAHAHAHAHHAHA HAI SAYANG!” tiba tiba beberapa tereak dan tertawa.
Lumayan kan akhirnya banyak yang manggil lo sayang ;) HAHAHA. Tips aja sih, pastikan disitu heterogen atau cewe-cowo. Nah begonya, trik-yang-diajarin-sama-temen-gue ini gue pake di perkenalan sekolah gue (anak SMA cuy sekarang HAHAHA Ntap gak ntap gak), dimana sekolah baru gue ini dari alfa sampai omega, isinya cewe semua.

Terus tiba-tiba pas di lorong gitu kan…

Gue sok sok SKSD kenalan gitu,
“Eh gue lupa nama lu siapa”
“Nama gue Mawar [nama disamarkan demi masa depan gue yang cerah], lo Maria Sayang kan?”
Wtf.. kok saya terdengar najis ya. Bagus alhamdulillah puji Tuhan Alelluya kalo itu cowo yang ngomong, asik gitu ya. KALO CEWEEEEEE. GIMANA MASA DEPAN GUEEEEEEEEE. *nangis sambil kayang*

Ha ha ha ha .

Oke lanjut mang.


Dan apakabar isi dari slide gue?

HAHAHAHA.
Apa hubungannya pokemon team valor ini sama yang gue ajarin? Gak ada!
Apa hubungannya teletabis, emoji, sama kembang api-confetti?
GAK ADA! HAHAHA. gadeng.
Jadi ini maksudnya: warna kuning itu
Kebahagiaan (emoji) dan kemenangan (confetti + kembang api)
keren gak keren gak? Gak? emang. autis.
Mau ngomong 'api' aja ribet banget. Pake Charmander segala


Jadi kayak main tebak gambar gitu. Udah jelas kan? Gak usah mempertanyakan
persekutuan setan apa yang gue ajarkan sampe ada
valak segala, gue masih alim kok
#mariaalim2016

 
Ini slide terakhir gue. Dan ini gue edit dulu sebelum masukin.
Sebelumnya gini:

NAHHH gak ada baju!


Nah, karena gue tahu kasus guru mencubit anak-yang-gak-buat-anak-itu-mati aja sampai ke pengadilan dan hampir masuk penjara, dan KPI memblokir Spongebob dengan alasan doi gak pake baju padahal gue pas kecil peduli amat gue dia pake baju apa gak, dan mensensor semua dada yang agak nonjol... Jadi gue gak mau jadi korban kesetanan-kerja mereka HAHAHA. Daripada gitukan, mending gue edit. aman. 

Lu nanya itu slide gue beneran atau bukan, serius itu isi slide gue. Gak penting. Yang penting itu apa yang gue omongin, jadi harus focus on meh. Autis? Sangat. Tapi yha mau gak mau kalo ngajar anak kelas SD gitu kan ya. Lu ajak serius nanti dia gantungin lu gitu aja, mereka juga Cuma manggut manggut bosen doang. Yaudah deh gue buat permain asoy gitu. HAHAHAHA. Antara cerdas dan bego.

Dan gue jelasin se jelas-jelasnya. Mencari beberapa selap selip buat ngelawak garing. Beberapa tertawa, beberapa malah fokus ke slide autis.

Diakhir penjelasan, mereka gak ada yang mau nanya. Mungkin karena matanya sudah terbuka  kalau pengajarnya ini otaknya rada gesrek. Jadinya, gue nambah gini biar kayak sok sok friendly gitu:
“Nanti teman-teman yang mau nanya diluar pelajaran juga gapapa kok. Makasihh yaa. Byee” dan gue keluar dari peradaban.
Yoi, itu Cuma basa basi belaka gitu lah ya. Tapi ya kalau sedang beruntung, ada yang mau tanya. Paling gak respon dikit gituu. Dikasih kritik kek, apa kek, jangan digantungin gitu :’) Sakit tau.

Tiba-tiba pas pulang ada anak kecil bertubuh gembul, pipi juga mengembang merah, berkulit bersih datengin gue.….
“Kak Kak, tadii…”
Gue tinggi bos –dibanding dia, dibanding lain gue masih kek kurcaci kurang gizi-, jadi gue menunduk deketin dia.
“Iya kenapa?”
Widih ada anak hebat mau nanya. Satu satunya lagi. Ntapdah ini….,
“Kakkk.. tadi itu nama pokemon di slide apa?” dengan muka polos mata penuh harapan.
“Charmender” kata gue seramah mungkin dan singkat karena ada satu lagi adiknya temen gue nyamperin gue.
“BUKAN KAKKKK….. Yang ituuuu”
“Yang mana?” tanya gue singkat lagi
“Yang warna merah ituuuu”
“Merah? Hahaha aku gak tahu. Bentar ya” jadi yang adiknya temen gue nyamperin gue itu mau kasih foto yang belom dikasih pas formulir.
Dia masih disebelah dengan sabar. Ga tega gue.
“Valor? Team valor? HAHAHA aku gak tahu” Man, gue gak main pokemon. Seandainya iyapun ya pas kecil mainnya juga ngasal.
Kemudian dia pergi.
Dan menyisakan satu pertanyaan di diri gue…
“Apakah gue Dr. Oak? Apakah gue pemilik pokemon?”
^^^^^HAHAHHA APASIH
Ya meskipun itu gue katanya sih ngajar agak kecepetan ngomongnya (karena bersemangat ngomongin pokemon daripada materinya HAHAHA), gue yakin mereka anak anak baik, dan gue berhasil merasuki mereka dengan pokemon dan keabsurdan otak gue, welcome to hell.

 ---

Selamat ultah yang kesekian, blog gue. Gue lupa kapan. Tapi habede aja. Akhirnya kita bersama dari SD sampe akhirnya gue SMA HAHAHA. Saik dah. 

Sabtu, 25 Juni 2016

Let's Get (Your Handphone) Lost!

HAPE GUE ILANG (lagi)! Untuk kedua kalinya, dalam waktu kurang dari satu tahun hape baru gue yang dibeli karena sebelumnya dicopet, akhirnya disaat menuju genap satu tahun dengan hape itu, kebersamaan dengan Samsung J1 gakjelas itu putus ditengah-tengah bahkan saat garansinya masih ada. Bagus.

Dan yang membuat gue sedih adalah, hape gue ilang di kota istimewa. Di kota yang bagi gue ramah, baik, dan asoy. Hilang di (pake capslock biar kesannya kesel gitu HAHA) daerah ISTIMEWA Yogyakarta. Di kotanya AADC 2.

Lah kok bisa? Ceritanya sesimpel ini:

Gue abis live in di Magelang, deket merapi. Sesudah tiga hari tanpa hape, bercumbu dengan desa #BEHBAHASANYA2, main sama kambing, main sama anak kecil yang tengil tapi ngangenin; akhirnya kita ke Hotel CG #udahinisial #hotelnyaharusberterimakasihsamague #gakguekasihtaunamaasli -_- di kota Yogyakarta buat nginep. Semuanya nginep semalem doang buat besok paginya jalan-jalan seharian penuh.

Awalnya gue seneng banget tuh dapet tempat sekamar sama temen deket gue, tapi semua musnah ketika negara setan menyerang.

Gue inget banget lagi ngechat, tapi gue tinggal mandi dan gue tinggal di kamar biar gue gak main hape terus di kota ini. Masa iya gue di dalem kota dan di luar kota main hape terus, kayak gak punya kehidupan banget. Lagipula gue juga lagi mau keluar bentar mau beli sandal di warung. Gue takut nanti hape gue dicopet kayak sebelumnya di busway, dipickpocket sama pencurinya, yaaa daripada ilang lagi, gue putusin ajadeh taruh di kamar dan kunci kamarnya.

Udah persiapin diri biar hapenya gak diambil dari kantong, eh malah diambil dari jendela kamar. Sialan. Rencananya gak mau pegang hape diluar kota, eh malah jadinya gak pegang hape untuk sementara waktu.
Awal gue tau itu pas gue baru masuk kamar abis ngolor ngidul gakjelas diluar, main-main, gue akhirnya sama temen gue pengen masuk kamar, dan disitu gue cari hape gue.

Gue inget banget gue taro di meja diatas jaket dan ditutupin dikit sama lengan jaketnya, gue inget banget masih banyak chat yang rencananya pengen gue bales entar malem aja –yang kemudian takkan terbalas selamanya-, dan pas cari cari cari boom. Hilang. Gue awalnya pikir gue yang lupa taruh, atau gimana, tapi pas ditelepon kok gak bisa, katanya non-aktif padahal gue gak matiin hape gue, signal disini juga gak jelek-jelek banget.. Disitu gue sadar, fix dicuri.

 Nah gue itu tipe orang yang gak mau orang ribet sendiri karena gue. Gue paling males kalau seandainya hal kayak gini buat heboh sekampung. Daripada buat ribut dan malah gak ketemu, mending gue cari sendiri. Gue cari tau sendiri. Kek Dektektif Conan, gue ketemu beberapa hal yang memungkinkan:

Gue tau dia ambil lewat jendela soalnya di luar kamar itu rame. Pas depan kamar gue ada temen-temen gue yang lagi duduk. Sekalipun pintu gue gak dikunci, gak mungkin dia berani dateng ditengah kerumunan. Pasti ada yang ambil dari luar. Terus gue cari tau, dan bingo! Ternyata di hotel ini ada jendela yang gak tau tujuannya buat apaan soalnya cahaya matahari juga gak masuk kesitu. Itu ada kayak jalan kecil buat cleaning service atau apalah lewat. Dan ternyata (gue pas masuk itu gak otak-atik apa apa lagi. Yaiyalah udah capek banget) jendelanya kebuka. Gue pikir Cuma gue doang, gue cek sampe ke dua kamar sebelah gue, mereka juga kebuka. Berarti dari awal emang kebuka. And fyi, semua kepengen tahuan gue ini gue cari bener-bener sendiri sampe pada bingung gue ngapain tiba-tiba masuk kamar orang buat liat jendela HAHHA. Dan gue gak kasih tau kalo hape gue ilang.

Ditambah hordengnya itu kebuka dikit dari samping kiri, fix lah ini dari jendela. Terus pas gue peratiin, karena dibawah jendela itu masih berdebu banget, ada jejak. Serius ini mah goblok banget lah ya. Bentuknya kayak pantat, tapi terlalu rapih, bisa jadi itu pantat dimana orangnya itu pake celana ketat. Atau bisa juga itu tadinya pijakkan kaki, tapi kemudian dilap dengan rapih. Gue coba bandingin sama pantat gue, ternyata gue Cuma sekian kecil jengkal pantatnya, dia udah sebesar ini jengkal pantatnya. Bisa jadi ini orang gendut. Tapi logis aja, jendela sependek itu gak mungkin dia duduk dulu. Pasti dia lompat. Nah ini kejanggalan yang gue rasain. Terus karena gue kurang puas sama apa yang gue temuin, gue cari tau lagi. Dan karena gue taro secarik kertas diatas bangku, gue pegang itu kertas, sretttt… ada bekas keinjek sendal, tapi gak nyeplak. Oh keren, dia coba gak injek lantai tapi dia memberi bekas ke bangku. Pasti dia jarang mencuri, dan ini baru pertama kali.

Gue bener-bener ngelakuin ini semua sendiri, jadi ini semua tanggapan gue yang gak tau bener apa gak. Jadi saat itu fisik yang gue perkirakan itu gini:

1.       Dia itu bertubuh gendut, pendek dan kakinya ngegantung di jendela. Lebih pendek atau lebih tinggi dikit daripada gue karena gak bisa lompat. Dia duduk dulu baru turun. Ambil, kemudian keluar. Atau..
2.       Dia bertubuh kurus, dan bisa lompat. DIa lompat dan karena membekas di pintu dia lap dengan rapih. Ini sih gak masuk akal. Dan pasti..
3.       Menggunakan sendal rumah. Di jalan kecil itu kotor, dan pasti kebawa sama sendalnya. Makanya pas dia injek bangku, kertasnya kotor. Tapi gak kotor-kotor banget, karena sendal rumah, dia pake didalem doang. Makanya gak nyeplak.

Dan pas gue sadar itu dicuri beneran, gue cari tau aksesnya. Ternyata ada pintu. Esok subuhnya gue bangun gue keliling, itu pintu emang akses buat kesitu, dan tepat didepan pintunya itu ada dua tempat tidur karyawan. Gue cari tau dari luar, ternyata gak bisa orang luar yang ambil. Gak ada aksesnya. Fix parah ini diambil dari salah satu karyawan hotelnya.

Pagi itu baru gue kasih tau pendamping live in. Mereka semua sependapat sama gue kalau itu pasti orang dalem. Gue kasih tau ke pendamping, tapi gue titip pesan buat gak heboh  ke yang lain. Cukup pendamping. Soalnya, gue paling benci sama manusia-manusia yang kepo doang, nanya doang, tapi gak pernah peduli sama hal yang ditanya tersebut. Mereka nanya bukan karena mereka peduli, mereka nanya karena ingin tahu. Makanya kalau seandainya lu yang ikut live in sama gue gak tau berita ini, wajar, karena emang gue maunya gitu. Lagipula kalau heboh dan ditanyain berkali-kali, itu buat gue tambah stress dan bingung dimana hape gue. Akhirnya yang tahu cukup lima temen deket gue dan semua pendamping. 40an anak gak ada yang tau selain lima temen gue itu. Nah makanya nih tambahan pesan buat kalian biar cepet move on: Pacaran-putus jangan kasih tau siapa-siapa. Semakin banyak yang tau, semakin ditanyain kalau putus, semakin lu jawab, semakin lu inget sama kejadian itu, semakin gak bisa move on. Gak ada yang peduli juga sebanarnya kalo lu putus atau pacaran. Mereka nanya dan sok peduli karena mereka penasaran dan pengen tau doang. Percaya sama gue. #MariasokBijak

Terus kenapa malah gue kasih tau kejadian ini ke penjuru dunia dengan ngeblog? Ehiya ya… AHAHAHA. Dasar anomalos (bahasa Yunani, artinya: aneh).

Pendamping juga ga ribut-ribut amat cari tahunya (terimakasihhhhhhh), mereka juga kumpulin semua karyawan meskipun pada akhirnya gak ketemu juga. Gue bisa mengira itu udah didistribusiin ke yang lain, data-data juga udah pasti ilang karena pasti udah langsung direset buat dijual lagi.

Yaudahlah, gue dari awal tau ini dicuri udah rela. Gue positive thinking aja, mungkin dia kurang beruntung daripada gue. Mungkin dia butuh buat lebaran. Baik, gue relakan… Bener bener gue relakan tuh. Sampe akhirnya pas di bus malem malem…

“Eh follow instagram gue dong” pinta gue sama salah satu temen gue.
“Udah gue follow dari kapan tau”
“Mana?”
“Ini kan?” dia pun mulai ngetik mariamichelle13, instagram gue. Eh iya, yang baca tapi belom follow, follow ya HAHHAA.
Kemudian pas dia tunjukkin, gue langsung sadar di feed gue…lima foto kenangan gue dihapus semuanya sama pencuri watdefak itu. WATDEFAKKKKKKKK!!!!!!

Demi dewa neptunus, dewi mars, dewa dewi yang ku kasihi, JAIL AMAT SIH! Gue kesel banget parah. Gue langsung tereak ke Angeline, temen sekamar gue yang tau pertama setelah gue juga.

“FOTO DI INSTAGRAM GUE DIAPUS, ANJING!” serius gue udah kesel banget, gue tereak kenceng ke temen gue yang lagi ngobrol di bagian paling belakang bus dan langsung ngomong anjing. Semua kek bingung gitu tiba-tiba gue ngomong anjing. HHAHA #mariaalim2016
“ANJIR. GILA, DIOTAK ATIK”
“Anjing bangetlah gila. Kesel.”
Jadi ada lima foto favorit gue, Ada tiga foto perpisahan, satu foto yang gue buat pake photoshop susah payah, satu foto kelas gue yang pergi ke ancol. DIAPUS! Emang sih bisa post lagi, tapi likers sama yang comment dan kesannya gakkan lagi sama kayak waktu itu. Parah iseng banget. Gue langsung rasanya pengen tabok orangnya pake kayang dan gaya lilin. Kzl. Tapi gue bingung kenapa dia berhenti delete di cerita Budi gue yang gak penting banget. Tadinya itu kontes iseng-isengan, tapi pengumuman gak pernah ada lagi. Yha, mungkin pencurinya masih punya hati nurani dengan Budi. Budi berhasil menyelamatkan gue. Makasih Budi. 

Guepun mencoba untuk rela, tapi untuk masalah otak atik, bagi gue ini sulit buat direlain. Bahkan kata bokap gue, malemnya setelah kecurian itu, bokap gue mendetect (jadi bokap gue bsa detect hape gue dimana, dia pasang apa gitu dihape gue biar dia bsa tau gue dimana) orangnya ada di sekitar keraton Yogyakarta, di alun-alunnya, di istana negaranya itu. Disekitar situ. Gue pas tau itu kayak……. Hmmm baru aja lewatin situ mas.

Akhirnya sampe rumah gue langsung lock hape gue lewat google account. Gue ring berkali-kali, tapi disaat gue kunci dll kayaknya hape gue udah dimatiin duluan. Kayaknya udah direset tadi pagi. 





Padahal tadi pagi pukul 8.12 kata whatsapp sih itu masih online. Dan masih nyambung buat telepon….

TApiiiiiiiiiiiiiiiiii

Yaudah

Doakan saja aku cepat merelakan.


Rela



Rela

Rela.
Nah, sekarang ngerti kan kenapa gue tiba-tiba captionnya itu...
Itu gue post pas di Yogya, pas gue tau udah dihapus foto-fotonya.
Semoga pencurinya baca dan keganggu sama notifnya :)

oOo
Kemudian penulis ini  mengutuk pencurinya menjadi batu terus dipajang di alun alun Yogya. Dengan judul Malin-handphone, pesaing malin kundang. Karena menarik, dimasukkin ke artjog, dengan judul: Kutukan yang Dicuri.
Mantap yea. 


Sabtu, 18 Juni 2016

Behind The Scene Angrev '16


Hari ini tepat seminggu setelah gue lulus. Yaa tipikal gue lah ya, selalu mengenang seminggu-seminggu-dan seminggu. Nah tepat juga minggu lalu di hari ini (ribet ye? Sabtu kemaren) pemutaran perdana video angrev ’16. Nah bagi kalian yang belum nonton, mending nonton dulu. Gue bakal bahas behind the scene video yang (katanya sih) buat kangen masa-masa dulu. HAHHA.

Nih linknya:

^Itu gue upload enam jam^

Video yang kita kasih judul ‘Angrev ‘16’ atau Angkatan Revolusi 2016 ini bukan video yang gampang men. Gila proses pembuatannya aja tiga bulan! Bayangin: 3 bulan = 2.160 jam = 129.600 menit untuk video 10 menit 15 detik. Gut. Kalau ada dari lu pada yang kebanyakan pacaran dan gak pernah produktif apapun selain bualan romansa #BEHBAHASANYAA (hestek: bualan romansa), proses ini kayak pdkt. Lu pdktnya lebih lama daripada pacaran. Ya iyalah orang ga sampe satu tahun PASTI putus MWAHAHAHHA*suara jomblo ketawa di malam minggu* *kemudian nangis di pangkuan ibu *loh*

Tapi emang sih proses itu emang lama daripada hasilnya. Tapi paling berkesan juga.

Kalau lu pikir ini konsepnya gampang, gue akui emang ini bukan konsep ribet, tapi kalo lu berasumsi ini buat skenarionya gampang… Hmm, kuburan deket rumah keknya masih banyak yang kosong tuh. HAHAHA. SUSAHHH! Kalau kata director pertama video itu, Tzuriel, anak juara se angkatan tiga tahun berturut-turut: “Ini bahkan lebih susah daripada belajar buat UN”. Hmm

Terus kalo tau ribet, kenapa masih buat? Berawal dari mana keribetan ini?

Semua berawal saat negara api menyerang  gue iseng di group chat:

“Eh, buat rewind tiga tahun sekolah yuk”
Serius demi Deus, gue Cuma bercanda. Ya abis gue kayak liat di youtube gitu, rewind youtube Indonesia yang keren banget dan kemudian diikuti oleh parody youtube rewind oleh youtuber-youtuber antar provinsi Indonesia. Banyak banget, dan asik banget nontonnya. Maka, jadilah ide serupa dengan itu.

Dan ternyata yang bukan bualan romansa itu (?) mereka tanggapin serius, ditambah mereka emang juga kepikiran buat video akhir tahun. 

Jadi deh buat skenario.. Dengan berbagai ide yang ada. Di convert jadi satu skenario. Banyak banget yang diubah, diganti, dituker, dll. Apalagi buat ide-ide (termasuk ide gue) yang gak dimengerti orang. Kayak misalnya gini:

“Eh buat yang dramus kita buat item aja. Kan kita gak punya kostumnya tuh. Jadi biat gak keliatan” otak gue yang sengklek tiba-tiba mau berkompromi dengan keadaan.
Dan itu cetusan yang cerdas, tapi bahasanya selalu salah. Lu ngertilah, ide sama kosa kata biasanya gak mau bersatu kayak aku sama kamu. Harusnya bukan item, tapi siluet.
“Ha?” yang lain Cuma cengo. Ntah gue yang bego atau mereka yang bego.
“Kayak ini dari belakang: lampu – kain – orang – kamera. Belakangin cahaya gituuu. Backlight!” gue mencoba menjelaskan.
“Lu ngerti gak Win?” Tanya Siska ke Winda.
“Kagak”
“Gue kayaknya ngerti” kata Lisa tiba-tiba.
“Yodah lu ngerti kan. Terus nanti kasih warna merah pas bagian Niko. Kan perang” gue mulai senang, akhirnya ada yang ngerti.
“Hah Siluet? Warna merah? Gue gak ngerti, gue gak ngerti” Lisa juga akhirnya bingung.
Gitu terus aja bingung sampe bayi bisa nari poco-poco. 

Tapi untung semesta masih berbaik hati kepada kita, sebelum bayi bisa nari poco-poco, skenario itu selesai, dan perdebatan juga selesai. P.s: gue yang edit skenarionya lohh #apasih. Ohya gue berperan sebagai director kedua setelah Justin, rangkap editor yang edit hanya dua scene dari tiga belas scene HAHA, plus rangkap scriptwriter bareng Lisa, Siska, Winda, Justin.

Nih bagian depan script angrev yang terakhir:
Kek keren gitu ya.
Padahal biasa aja HAHA

U si det! Ders mai nem. HAHAHA. Tapi itu ada yang kebalik, harusnya nama Justin dulu baru nama Gue. Dan setelah gue ketik nama mereka dan memberi mereka posisi, Elizabeth (executive producer) langsung mengundurkan diri karena dia ga mau beliin konsumsi buat kita JAHAHHA, kata orang dan juga kepercayaan dia sendiri, bagian Executive Producer itu sebagai ‘yang keluarin uang’. Jadi dia ga mau. Maka kita gak ada 'orang yang mau keluarin uang', jadilah de low budget GAK ADA BUDGET video.

Nama 'Ang X Rev' itu sendiri yang buat Lisa (Elizabeth D). Dia nulis itu di atas skrip yang belum gue edit. Awalnya gue bingung, itu tulisan apaan. Dan gue sok tau aja gue pikir itu: Angkatan Revisi. Skrip ini belum di revisi, makanya ditulis Angrev atau revisi HAHAHA. Goblok banget sumpah. Ternyata itu revolusi. (Atau mungkin emang angkatan revisi. Revisi nilai rapot, Karena remed mulu. HAHHA #burn).

Pemilihan anak dll --itu Lisa yang urus, dibantu Siska. Mereka berdua yang kerja dibalik hari-H syuting, yang nentuin jadwal, minta izin ke guru, dsb. Dibantu sama temen-temen lain juga yang dipilih buat jadi penanggung jawab scene.

Blablablabla….

Ohya lagu, itu semua yang atur Justin Tzuriel *beri tepuk tangan meriah*, di proses pembuatan lagu lah kita semua memunculkan emosi masing-masing. Hm. Ada yang kesel, (kayak) marah-marahan, saling dukung, saling gak dukung, yhaa... 

Ya mau gimana, lagu itu penentu video paling besar. Lagunya jelek, otomatis videonya juga jelek (konten, direct photography, dan suara/lagu bagi gue terpenting. Lagu yang utama setelah konten, bagi gue). Justin suka banget sama dubstep, kita semua malah gak suka. Dia gak suka lagu-lagu hits di vevo, kita malah mintanya itu. Dannnn akhirnya justin mengalah dengan kita muka-muka bahagia sekaligus jahat karena menekan dia untuk buat.

But, thanks Justin yang udah stress sendiri. HAHAHA. He’s the hero of this video. Sekaligus Justin yang edit scene lainnya, gue cuma dua, dia edit sebelas scene lainnya. Dan boleh diakui, pasca produksi (setelah syuting, dll) memang hampir sepenuhnya itu Justin yang selesaikan.

Meskipun marah-marahan, sempet kecewa bagian akhir yang awalnya (hanya gue dan Justin yang tau awalnya gimana. Sumpah jelek banget, bagian akhir gak di cut), sampe gue hampir meneror rumahnya minta dateng buat edit bagian akhir… Dan pada akhirnya Justin dengan segala ketakutan yang ada mengganti lagi jadi jauh lebih baik…..Akhirnya hari Rabu minggu kemaren.. 

SELESAILAH VIDEO KITAAAAAAAAAAAAAAAAA~~~
GILAAAA.. gue senengnya minta ampun.
~(‘3’)~ ~(`.`)~ Tari ubur-ubur~

Dannn sekarang, gue bakal kasih tau fakta-fakta dibalik video akhir tahun ini... Hestek biar lu pada tau gimana pembuatan dan kesalahan video no budget ini.


1. Cahaya ilahi saat Gita membuka loker  (Scene 1)


Kalau lu liat ada bagian terang-terang gitu,



Di muka gita itu bukan hasil editan. Sekalipun iya, itu mulus banget. Dan karena kita semua bukan expert, kita gak bisa. Nah jadi darimana gerangan cahaya suci itu? Itu dari cahaya hape (lampu belakang hape, yang biasa buat flash pas foto) yang dimasukkin ke loker. Kalau gak salah sampe 4 hape dimasukkin ke dalem buat jadi cahaya ilahi #bhak. Nah makanya yang bagian keduanya, itu putih, biar gak ketauan kalau isinya itu cahaya hape.

Nah keliatan kan hasil Editan?



2. Aryo gak bisa keluar. UNTUK KEDUA KALI. (Scene 3)

Coba lu puter lagi dari menit ke 01:07. Perhatikan bagian tengah, tempat Aryo (kepalanya berbalut kain ijo).


Nahhh, lu bakal perhatiin Catherine dengan sangat jelas di dorong sama Nicole. Kenapa? KEtrin suka kikuk dan lupa kalo Aryo harus keluar. Take pertama, salah karena dia lupa kasih Aryo keluar, dan yang lain juga lupa. Take kedua, gue yang saat itu ngevideoin ini udah gini dalam hati, “Kayaknya take baru, kayaknya take baru”. Tapi karena keliatannya asik, gue urung ngomong cut. Dannnnnn jadilah ini yang paling bagus. Ketrin didorong oleh Nicole.



3.       Ada tulisan aneh di ‘bendera’ 73 (scene 3)
Ya kalo ini, silakan diputar sendiri dan dilihat sendiri di menit 01:15

Sudah ketemu? Kalo mengerti, bertobatlah nak.
Kenapa ada? Karena katanya emang slogan atau khas kelas 7 mereka waktu itu emang begitu. Gue tadinya juga bingung, tapi yang ngomong itu slogan mereka bukan Cuma satu, banyak yang ngomong gitu. Jadiiii yaudah. Gak banyak yang nyadar juga.



4.     Too Much Easter Egg on Pak Dazki’s Where Are You Know

Cobalah sekali-sekali ngestop bagian ini. Maka kehidupan kamu akan lebih berwarna. Ini adalah bagian yang dibuat cukup lama karena harus ngegambar 600frames. Tentulah gak Cuma satu-dua orang yang buat. Ini yang buat banyak orang. Gue juga buat.

Dan banyak banget dari mereka dan gue yang kasih easter egg. Nih gue kasih tau beberapa bocoran gambar yang banyak orang gak perhatiin itu ada:

Dipeluk~~ Biar Gak jones #inikaryagueloh HAHHA

Hai I'm Dazki and you're watching Disney Channel.
Watduf HAHHA

Say Hi to Alex Turner from Arctic Monkeys
#InikaryaguelagilohHAHA
#pengenbangetdipuji?

Najis Jomblo Banget.
^^Karya Ketrin yang sampe lulus
masih jomblo aja.



The most karya gak jelas , goes toooooo....
FYI: ini yang gue tau. Sisanya susah ditangkep. Setau gue orang
yang buat ini juga buat banyak gambar legendaris.

HOT NEWS:
Mermaid tobat karena memasuki bulan ramadhan
Kini mermaid belajar untuk sopan:
belajar untuk tidak pake beha doang kemana-mana

Mas?

WAHHHH TOPIIIIIIII
...



 5. They Tell The Truth (Scene: Persiapan UN)

Kalau diperhatiin, itu dua tadinya udah dibangunin, 

Tuh udah dibangunin

tapi kemudian masih aja tidur. 


And that’s the truth. Dibanguninpun pasti ttp tidur.
Ya, begitulah hidup seorang pelajar.

6. Kesalahan dimana mana~
Di video ini banyak banget kesalahan-kesalahan kecil yang kalau diperatiin ini jelas banget. Biasanya kita yang buat video ini tau dan nyadar. Tapi karena udah capek dan masalah waktu juga, kita males take ulang.

Liat Masih ada Iven






pfft, lebay banget.
 Iven disuruh pulang. Padahal masih ada take yang belum kevideo. Yaudalah. 

Itu Laptopnya kalau diperatiin cuma keluar biru doang
Yes, laptop dia lagi rusak atau gimana gitu
lupa.

Jadi gue suruh pura-pura aja


Nulis di kertas coret-coretan pake spidol
good.

kayaknya ini banyak yang tau deh

Boom! discene yang sama, dia tiba-tiba
pindah tempat.
wow mejik

.
.
.
.
 dua take satu scene yang salah -_-




  Dan bagian komputer, for your info aja, itu mereka gak ada yang buka web UN/apapun yang CBT (iya, itu scene UN). Mereka cuma buka history. Internet kalo mau nyalain lama, padahal kita cuma punya 45 menit. Jadiiiiii, untung warnanya putih HAHAHA
Pembohongan Publik

7. Maksud dari buka dan tutup loker yang banyak orang gak perhatiin
Loker 13.
2013.
Kita semua bertemu dan semua cerita
berawal di tahun 2013.
Loker 16.
2016.
Yes, semuanya berakhir di tahun 2016.
Dan di bagian tutup loker, gue harus take beberapa kali untuk memastikan wajah yang berbeda pas awal buka dan akhir tutup. Gue maunya bagian akhir itu dia bahagia. Nah makanya di akhir itu Gita kan tutup dengan wajah bahagia-yang-agak-maksa. Wajah itu ialah wajah hasil capek latihan buat perpisahan, dicampur panas banget, ditambah take berkali-kali karena salah dikit, plus buru-buru Gita harus pulang. Maafkan daku Gita. 
oOo
  
  Dan meskipun harus take berpuluh kali di satu video full itu, (dengan rekor take terbanyak: Maxwell Iskandardinata yang main voli itu. Dia (katanya Justin, gue gak megang scene itu) kesulitan buat ngehantam (?) voli keatas sampe dia kesel banget HAHA. Liat behind the scenenya di instagram Justin: @justintzuriel HAHHA)

meski demikian sulit, 

gue pasti bakal merindukan momen momen ini :') 

Jadi, terimakasih untuk kerjasamanya semuaaa.. Makasih buat semua perasaan saat buat ini, makasih buat marahnya, sarannya, sukanya, bahagianya, gila barengnya, waktunya, tenagannya, semuanyaaa.. Termasuk terimakasih buat saat mogok kerjanya para kameramen yang buat gue dan Justin sempat stress. Terimakasih semua yang ada di dalam video yang isinya satu angkatan semua  Oh fun fact terakhir, iyas, ini semua hampir 117 anak masuk video yang berarti semua anak masuk. Hampir semua karena ada satu dua yang gak masuk/bolos dan gak sempet divideoin. Tapi secara tidak langsung, dibagian akhir, semuanya masuk :D

Jadiiiiii Terimakasih angkatan yang gue sayangin <3 #lebaybetdah