Pages

Jumat, 25 Juli 2014

Friday Throwback

  Ada kalanya dimana gue benar-benar tidak punya ide untuk menulis. Iya, gue tahu, gue memang tidak profesional seperti penulis-penulis handal lainnya, dimana menuliskan hal yang biasa jadi luar biasa. Tetapi sebagaimanapun, gue harus tetap mengisi blog gue yang berentri hanya 50 tulisan, 38 dipubliskasikan, dan 12 draft dalam waktu dua tahun.

   Dan draft tersebut banyak berisi cerita setengah, yang gue gak tahu mau lanjutin apa. Atau terkadang, entri (draft) tersebut gue buatnya malam-malam (serius, otak gue lancar banget menulis pada tengah malam. Dan itu menjadi alasan mengapa setengah dari blog ini gue publikasikan tengah malam atau subuh) dan beberapa tulisan-tulisan yang dibuat tengah malam tersebut tidak sempat self-edit atau penyentuhan terakhir dalam penulisan yang kemudian gue simpan sebagai draft. Rencananya sih mau edit paginya, tapi selalu saja rencana tersebut menjadi wacana. Hemmm....

  Dan, salah satu draft nya, entri ini.
Entri ini sebenarnya gue buat ketika gue kelas 7 (sekarang kelas 8) saat libur satu hari setelah outbond yang sedikit dan cukup melelahkan (Namun seru). Jadi, sekarang gue cuma menambahkan sedikit tulisan dan menghapus sedikit tulisan.
---
 Mungkin ultah gue sudah kelewat sangat jauh, tapi tidak ada salahnya kan kalau gue mem-post foto-foto masa kecil gue-ketika-masih-unyu-unyunya. 
Nah, di blog kali ini, gue akan mem-post foto-foto ketika gue masih gak ngerti apa-apa, masih alim-alimnya, ngiler dimana-mana, dll. HAHA.

So, what are you waiting for?
just Check it out→
Dari kecil gue sudah kayak Hippo, mangap gaje gitu.
NB: BUKTI KALAU GUE PUNYA RAMBUT PAS KECIL
P.S: N.B tersebut diberikan kepada seseorang yang menganggap dulu ketika
gue kecil tidak mempunyai rambut.
Keep Smile :3
Gue rasa bando itu masih ada deh ...
Dulu gue gak botak, percayalah, sungguh.
Gue gendutnya udah kayak Hippo.
Tapi sebagaimanapun, gendut ketika masih balita, menandakan gue itu sehat.
"Dulu pas kecil gue punya kembaran" gue beri tahu ke Nicole
"Namun meninggal" lanjut gue.
Dan, dia percaya.
Sejujurnya, gue gak punya kembaran, dan itu saudara gue yang lahir 3 hari sebelum gue lahir.
Dia masih hidup.
Ini gue dibaptis di Bonaventura.
Gue emang periang dari bayi. Atau gue abnormal?
"Ayo sini sama adek.."
Wat is dat alien things?! 

  Pasti reaksi kalian: "Gile gile gile... Maria unyu banget... ihhh... chubbyyy...." seperti nada fansgirling/fansboying (?) seperti biasanya... 
Gue tahu itu. 
Dan kalian melanjutkan.. "Tapi gak kayak sekarang"

Ya kan?
IYA?
Oh gitu... OKE FINE
Kita PUTUS! 


(Lho?)

Selasa, 01 Juli 2014

Hellaw July, Please Gimmie a Life

  'Hellaw July, please be nice :)' Puluhan foto selfie di Instagram dengan caption mainstream itu nge-gantung di dinding media sosial Instagram. Gue gak ngerti, kenapa mereka harus (ya,kayaknya harus banget) rutin selfie setiap bulan dengan caption yang hampir sama. Padahalkan July ga ngapa-ngapain. Yang gerak, hidup, makan,dll itu kan kita. Jadi apa hubungannya sebuah bulan-tak-berdosa dengan kehidupan manusia-yang-banyak-dosanya?

  Dan di dunia di super modern ini gue ngerasa lebih banyak orang yang tinggal di dunia maya daripada di dunia nyata. Ya kayak blog gini. Dunia maya. Ya...... 

Gitu.


  Sekarang. Iya sekarang. Gue gak tahu mau ngeblog apaan. Ini aja gue gak ngerti. Ya, belakangan ini rasa-pengen-nulis itu nyaris gak ada. Kalo dibuat berapa kehilangannya-rasa-pengen-nulis itu dari 10, maka gue akan bilang 8 dari 10 gue agak males dan gak ada ide mau nulis apaan. Padahal awal gue kelas 6, gue pernah janji sama diri sendiri gue harus bisa dan mampu membuat novel minimal satu saja di kelas 7. Sekaraang gue udah mau kelas 8, satupun draft novel ga pernah jadi. Yang gue lakukan hanyalah pengen baca novel fiksi yang bagus tanpa mencoba juga membuat novel fiksi yang bagus untuk dibaca orang lain. Menyedihkan. 
Dan ketika gue sedang belajar buat UAS kelas 7 waktu itu, gue berjanji akan mengeluarkan blog setiap hari. Fact: Liburan ini gue hanya mengeluarkan entri 'Combronatic'. Miris.
Kalau kata bang Radit,
"Tulisan itu datang dari kecemasan dan ketidakpastian" 
Maka, kecemasan gue itu adalah 'gue gak ada ide buat nulis' dan itu gue jadikan materi hari ini (loh kayak stand up comedy aja). Jadi gue gak ada ide buat nulis itu ditulis dan gak ada ide buat nulis jadi ada ide dan idenya itu gak ada ide buat nulis. Paham?

Liburan kemana?
Liburan ini gue gak kemana-mana. Ya palingan cuma waktu itu ke Purwokerto ketika tanggal 22 Juni silam dan nanti ke Cirebon tanggal 6 sampai 8 Juli mendatang. Itupun berdua karena ada acara gereja (Iya gue tahu gue itu sok rohani banget). Jadi, aku ora opo-opo. Rapopo.

Di rumah ngapain?
Bernafas, makan, tidur, novel time. Yang intinya sih itu saja. Tapi selain itu gue suka nge-doodle gagal (doodle itu kayak gambar-gambar gitu lah). Jadi, gue itu pengen nge doodle, tapi gue gak ada bakat sama sekali dalam menggambar. Tapi gue pengen banget gambar. Ya, jadinya doodle gagal deh. Expection dan Reality nya berbanding terbalik jatuh ke bawah.

Selain gambar, gue 'kan juga ada hobi dan melakukan hal ini saat liburan. Yaitu membaca novel. Maka, gue akan merekomendasikan novel bulan ini.
I'm so recommended with:

IF I STAY -Gayle Forman
Berkisah tentang seorang perempuan pemain cello, Mia yang jatuh cinta dengan lelaki punk, Adam. Banyak hal yang Mia inginkan dan mimpikan. Seperti, pemain cello profesional, pergi dengan Adam dan tinggal di New York, pergi kuliah di Juiliard, dan lain-lain. Tapi sedihnya, cita-cita itu hilang dalam hitungan detik. Ia dan keluarganya mengalami kecelakaan saat ingin ke rumah Gran dan Gramps mereka. Orangtua mereka meninggal di tempat. Ia sekarat dan ia berada di luar tubuhnya melihat diri sendiri terbaring dengan dikelilingi para medis dan pekerja sosial.
"Ini pilihanmu sayang, kau memilih hidup tanpa orangtua atau pergi meninggalkan kami semua" kata perawat itu.
Banyak dari keluarganya, pacarnya, dan sahabatnya -Kim- yang sangat menginginkan ia tetap hidup. Berbagai cara telah mereka semua lakukan agar ia tetap disini hidup. Dilema hidup ketika berada di ambang-ambang hidup atau mati sangat membuat para pembaca tertekan dan penasaran apa yang akan Mia lakukan, Hidup tanpa orangtua dan Teddy -adiknya- yang sangat dicintainya atau Mati meninggalkan pacar, sahabat, dan keluarga besar yang juga sangat dicintainya.
Alur cerita yang dibuat Gayle ini berupa Flashback dan alurnya nyaris seperti Iwan Setiawan di 9 Summers 10 Autumns. Dan ini quote-quote favorit gue:
"Mia, Mia, Mia.. Inilah dirimu yang aku suka. Kau memang berpakaian lebih seksi dan pirang. Tapi dirimu malam ini sama dengan dirimu yang membuatku jatuh cinta kemarin, sama dengan dirimu yang akan membuatku jatuh cinta besok. Aku suka kau bisa menjadi rapuh dan tangguh, pendiam dan liar." 
 "Setiap fiksi mempunyai dasar fakta"
"Meninggal itu mudah sekali. Hiduplah yang sulit"
"Bagaimanapun, kau menang. Dan bagaimanapun kau kalah. Mau bilang apa lagi? Cinta memang bikin susah" (Gue lebih suka quote Inggrisnya: What can I tell you? Love's a bitch)
"I'll let you go, If you Stay"
Ya, Gitu. Kerenlah. Oh iya, If I Stay ini meraih Best seller kedua di NY Times setelah The Fault In Our Stars, jadi bolehkah gue bilang kalau If I Stay ini itu The Fault in Our Stars yang kedua? Boleh ya.
Dan kabar baik selanjutnya, If I Stay akan muncul di bioskop pada 22 Agustus mendatang. Dengan Mia diperankan oleh Chloe Moretz! Hip Hip HORE! Semoga saja gak kayak TFIOS yang muncul di bioskop Indonesianya lebih lama daripada yang di beri tahu kepada seluruh dunia.

  Dan expection gue itu membaca banyak novel, dan realitynya gue membaca ulang TFIOS, hanya novel If I Stay yang dibaca sampai habis, membaca sebagian novel 'Orang Miskin Dilarang Sekolah' (Well, itu 400-an halaman, gue baru sampai halaman 200-an. Gue pembaca yang sangat lemot), membaca novel karya Tere-Liye di Gramed Matraman. Yap mirisnya cuma segitu yang gue baca. Sangat amat mirissssssss.
Dan di liburan ini, gue me-review beberapa buku di Goodreads.com , Add gue ya, Maria Michelle Angelica (Gue sign in pakai akun facebook).

  Selain membaca, gue juga hobi fotografi. Dan gue coba-coba berhadiah (?) mengikuti lomba fotografi yang diadakan kompas setiap minggunya. Ya, gue pemula, jadi gue rapopo kalau kalah. Yap, minggu ini gue kalah, tapi masih ada minggu depan. YEY. Dan yang gue senang banget itu, di foto gue jadi ada watermark 'Klinik Fotografi Kompas' dan itu sangat berharga bagi gue. Karena sebagaimanapun, watermark itu biasanya dimiliki oleh fotografer profesional dan menggunakan kata 'Fotografi' menjadi pekerjaan. Dan sebagaimanapun gue hanya perempuan berumur 13 tahun menggunakan kata 'fotografi' cuma untuk iseng dan hobi. Jadi gue disetarakan dengan fotografi profesional (?). Ya, walau emang sih semua pengirim itu dapat watermark itu sebagai penanda kita mengikuti lomba itu.. tapi tetep aja, rata-rata yang ikut itu sudah profesional. Tapi kalian tunggu aja, suatu saat pasti menang. Pasti. Oh iya ini kalau mau ada yang rating online atau mau melihat seberapa hancur atau seberapa keren (ga pernah ada yang muji hasil foto gue keren) hasil foto gue, http://kfk.kompas.com/user/view/565335-Maria-Michelle-Angelica

Jujur sebagaimanapun, gue masih pemula dalam segala hal. Menulis blog, fotografi,.... Lamanya gue jatuh cinta dengan kehidupan pada lensa buatan sampai saat ini sama dengan lamanya blog ini berdiri. Yap, baru 2 tahun. Maka, secara teoritis, gue baru dua tahun di dunia itu berdua dan gue masih dikatakan 'Junior'. Iya, sangat junior. So, don't judge my creation. But you may comment on it. I'm respectfully with your comment.

 ---
  Selain itu semua yang gue ceritakan sebejibun dan hampir memenuhi setengah stadium penulisan (?), gue juga menghabiskan liburan ini dengan teman-teman pergi ke mall. Eit eit eit, jangan judge dulu. Ke mall itu bukan seperti remaja zaman sekarang, ke fashion store, ambil baju sesuka hati mereka, pakai di fitting room terus foto, kirim ke instagram, balikin lagi baju-bajunya. 
GAK. 
Gue GAK begitu. Temen gue, IYA begitu. 

Bahkan gue bukan anak mall. Gue ke mall pasti tujuannya cuma tiga: 
1. Nonton bioskop
2. Ke Gramedia/toko Gunung Agung/ toko buku lainnya
3. Makan. 

itu doang. Ga lebih. Dan kemarin itu, gue sama teman-teman gue Nobar. Nonton TFIOS (The Fault in Our Stars) dan itu bagus. Lumayan. Lumayan bagus. Tapi ada sesuatu yang gue salah pahami ketika membaca novelnya dan diluruskan ketika nonton filmnya:

Lidewij, pelayan Van Houten adalah laki-laki (Padahal perempuan), dan ketika novelnya ngomog 'She' gue pikir itu ada pelayannya satu lagi yang perempuan yang bernama Scoot (sebenarnya Scoot itu minuman keras). LOL


  Ketika sampai di Starbucks, beberapa dari kami membeli minuman dan beberapa yang tidak. Catherine sibuk dengan Blackberrynya;
"Yah, Samin gak ikut" katanya dengan nada kecewa meratap Blackberry putihnya tersebut.
"Yahhhh.... Ga seru kayak waktu itu dong (yang samin teriak-teriak di Pizza Topi)" kata gue yang turut kecewa
Dan Nicole dan beberapa dari kami tetap diam meratap dengan suara hisapan meminum minuman di Starbucks tersebut. Sementara gue masih ada pulpy orange di dalam tas yang gue beli sebelum gue berangkat ke GI. Gue keluarin, gue minum -yang kemudian ketika gue ke starbucks lagi menunggu dijemput, gue baru tahu ternyata itu dilarang-.
Ga lama setelah kita tunggu di starbucks, beli eskrim, cari novel di Gramedia, waktu sudah berteriak bisu mengatakan bahwa kita sudah harus dan saatnya berada di blitz untuk menonton The Fault in Our Stars kami. Ketika di dalam blitz tiba-tiba Samin dari belakang lari dan datang tergopoh-gopoh,
"ASTAGA, GUE HAMPIR NANGIS TAU GAK!!" suaranya dengan penuh lirih dan ngos-ngosan
Kita semua senang dengan keberadaan Samin. Tapi bingung, kok tiba-tiba dia disini. Kemudian dia bercerita, katanya dia pikir ga jadi karena teman kami satunya gak ikut, dan dia pikir mungkin satu gak ikut, semua gak ikut. Dia pikir batal. Tapi ketika pada menanyakan keberadaan dia, dia baru sadar, kalau ini jadi.
"Mimpi apa lu min tiba-tiba begini?" tanya Ita kepada Samin.
"GUE KETIDURAN!! BANGUN-BANGUN SUDAH JAM 12!! YA, MANA GUE TAU JADI. PAS GUE BANGUN GUE LANGSUNG CEPET-CEPET KESINI. GUE KAN HARUS MASTIIN KE NYOKAP GUE DULU JADI APA GAK..." suaranya masih berat, mengatur nafasnya dalam-dalam.
"Yaudah Ya udah. Lu beli tiketnya dulu gih"
Tapi sayang, karena Samin telat, dia tidak bisa sebelahan dengan kami. karena yang disebelah kami semuanya sudah ludas terjual. Jadi, dia duduk di bawah kami.

Dan kali ini, ketika kita makan di Pizza Topi, Samin sudah gak teriak-teriakan lagi. Katanya dia lagi mau belajar untuk lebih bersifat dewasa, bukan anak-anak.
Jadi, gue harus sedih atau senang?
---

Review tadi deh, awalnya gue gak ada ide buat nulis. Tapi tiba-tiba bisa menulis segini banyak. Jadi pesan bagi gue untuk kalian yang gak niat nulis adalah: 'Paksain nulis saja. Nanti juga jari jemari akan berkompromi dengan otak dan akan mengalir seperti air sungai yang tenang dan pasti menghasilkan sebuah buah pena' LEL.