Pages

Rabu, 16 September 2015

Bolos Sekolah Selama Seminggu

Yha, setelah sekian lama tidak menulis blog, dan kehidupan gue yang gak jelas, akhirnya dengan keterpaksaan yang menyedihkan, guepun berusaha untuk menulis keberadaan gue lagi ditengah tugas-tugas sekolah yang diam-diam mencoba membunuh gue. Sip.

Tugas gue menumpuk bagaikan gunung everest. Mungkin bisa juga karena seminggu dua minggu yang lalu gue pergi ke Solo untuk mengikuti IUYD (International Ursuline Youth Day). Iya, lo gak salah baca. INTERNATIONAL. Dan iya, pakai bahasa inggris. Dan iya,
Gue gak fasih dalam berbahasa Inggris. Mantap.


Tapi bodolah, bolos sekolah seminggu man! Ke Solo lagi. Ohya, jadi IUYD ini merupakan acara milik yayasan sekolah gue. Setiap unit (SMP, SMA, SMK) hanya diberi kesempatan memberi sepuluh anak yang terpilih mengikuti ini. Entah guru-guru gue kesamber apaan, gak ada hujan, gak ada petir, jemuran juga semua udah diambil, tiba-tiba gue dipilih dari sekian banyak murid. Nyokap bokap gue juga gak yakin kenapa gue bisa kepilih di acara besar itu. Mungkin saat memilih anak-anak untuk mengikuti IUYD, guru-guru gue berdiskusi demikian,
“Siapa lagi nih yang harus kita masukkan ke acara tersebut?”
“MARIA AJA! BIAR ANAK GILA ITU GAK DI SEKOLAH SELAMA SEMINGGU!”
Dan guru-guru lainnyapun mengangguk jahat.

Sungguh, gue menjadi anak-anak yang ‘dinanti-nanti’ guru-guru.

Serius, ini baru pertama kali gue ke Solo. Sesampainya di Solo, kami semua yang kereta dari Jakarta (bukan Cuma sekolah gue doang, tetapi semua sekolah yang berasal dari Jakarta) segera dijemput oleh kakak-kakak service team yang mau jemput kita pukul setengah empat PAGI. Pacaran tuh sama anak service team, anak-anak partisipan yang bukan siapa-siapanya dia aja peka, apa lagi sama lo *eh. Ohiya, service team dalam bahasa Indonesia yaaa semacam panitialah. HAHA. Memang, Inggris itu mengangkat derajatmu lebih tinggi.

Disana ngapain? Banyak.. Yaa, mulai dari kita tidur di kelas sekolah yang ada di Solo.. Bla-bla-bla.. Presentasi blablabla.. Ketemu anak Thailand, Jepang, dan Taiwan. Taiwan? Ya, kalau boleh jujur sih orang Solo (mungkin lebih blasteran sih ya) lebih cina tiongkok (gue belajar untuk gak rasis) daripada orang Taiwan. Beneran. Hanya saja orang Solo-yang-kayak-maaf-cina-itu-lebih-maaf-cina-daripada-orang-taiwan-itu selalu berkata dengan logat jawa yang kental. Sebetulnya, gue agak risih dengan keberadaan orang jawa kayak tiongkok itu. Bukan Cuma satu, dan bukan Cuma dari Solo. Tetapi juga, Surabaya, Bandung, dan masih banyak lagi.

Yha, selain itu kita tentu juga main, main, main, ketawa, ketawa, ketawa. Awalnya gak kenal, jadi kenal; awalnya gak kenal, jadi masih gak kenal; awalnya kenal, jadi masih kenal. Sampai akhirnya ini dia yang dinanti-nanti.. puncak acara IUYD ini.. CULTURE NIGHT! WOOHO!

Di culture night ini kita setiap daerah wajib memberi penampilan tentang daerah-daerah kita masing-masing. Gue anak Jakarte, ya tampilin tarian-tarian Jakarte. Kebetulan, di unit gue itu ada yang menyewa jasa make-up dari brand make up yang cukup tersohor di Indonesia. Jadi, yaa lumayan lengkap isi make upnya dan lama banget make upnyaaa.

Kala itu, cewe-cewe dari sekolah gue (total dari SMA, SMK, SMP itu 15  perempuan. Kalau laki-laki itu juga 15) sudah hampir selesai make up yang memakan waktu kira-kira hampir tiga jam. Tiba-tiba, cowo-cowo dari sekolah gue datang ke ruang make up dan inilah saatnya mereka didandanin. Tapi, ada satu temen gue, dengan Pdnya mendekati ibu-ibu yang lagi mendadani gue dan mengambil salah satu peralatan makeupnya dan bertanya,
“Ini pensil alis?”
“Iya” jawab ibu itu
“Aku ngerti bu, cara menggunakn pensil alis” katanya sembari mengambil pensil alis dan segera berlari menuju kaca (kebetulan ruangan itu merupakan ruang tari, jadi memiliki kaca yang sangat lebar dan  besar).
Sambil menggoreskan pensil alis ke alisnya yang tak berdosa itu, dengan sok dia memberi pernyataan, “Orang Jakarta itu alisnya tebel-tebel!”

Walau gue gak melihat yang dilakukannya, gue udah yakin banget, pasti sekarang dia sedang menebalkan alisnya dengan pensil alis... Setebal-tebalnya.
Satu menit berlalu...
“BU! INI CARA HAPUSNYA GIMANAAAAAAAAA????!!!” teriak dia yang terdengar hampir depresi dan tetekan.
Guepun menengok dan melihat mukanya...
“GILA LUUUU! HAHAHAHA! ITU KAYAK SINCHAN! HAHAHAH SINCHAN!” Sekarang mukanya jadi kayak Sinchan yang salah kasih obat penumbuh rambut. Obatnya jatuh ke alis sebelah kirinya dengan rambut yang terlihat lebih tebel daripada bulu keteknya. Pendeskripsiannya seperti itulah. Semoga imajinasimu sampai kesitu. Sumpah, dia bego banget.
Belajar dari itu, ada pelajaran hidup yang harus lu pegang seumur hidup lu… Ada baiknya kalau kita tidak memberi make up ke cowo. Percayalah, cowo dan make up susah bersatu. Seperti aku dan kamu yang gak bisa bersatu*eh

Sudah dandan ribet-ribet, mahal-mahal, latian cukup banyak..tariannya? ANCUR ABIS! Karena ternyata luas panggungnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, kita mau tak mau harus merubah blocking. Ada yang jatuhlah, ada yang harus buru-buru pindah lah, ada yang dempet-dempetlah, aish, tigapuluh lima anak satu panggung kecil sambil nari-nari…

Ya walau agak gagal maning di tarian, hal itu tidak menyurutkan semangat kita. Dan itulo anjir, pas malemnya sesudah culture night.. Sumpah keren banget.

Malam itu kami mengenakan pakaian adat yang super ribetnya,
Malam itu yang juga menjadi malam terakhir kami,
Malam terakhir kebahagiaan kami,
Malam terakhir di sekolah ternama di Solo,
Malam terakhir kebersamaan kami,
Malam terakhir teriak-teriak kayak orang gila nyanyi jingle IUYD yang super asik beatnya,
Malam yang menjadi kenangan terbaik dari acara itu.

Saat itu kami menerbangkan lampion. Lampion harapan agar semangat cinta kita terus membara, seperti api di lampion itu yang semangat terus untuk menyala. Ditambah, dengan kembang api yang memaksa kita untuk tidak pernah pergi dari acara ini. Yha…

Bentar.. gue keluar bentar…

GAKKK GUE GAK NANGIS. ENGGAK. *nangis di pojokan*


Ya tapi mau tak mau waktu harus terus berputar, jadi sampailah kita di ujung acara. Kita selesai seluruh acara pukul dua siang. Paginya, kita ke Keraton Solo terlebih dahulu. Didampingi service team ‘kesayangan’ anak SMP sekolah gue, yaitu, KOKO RIOOOO RIO RIOOOO. Kita punya sebutan khusus dengan nada istimewa kalau manggil koko Rio ini.

Entah memang dia menjadi panggilan surga *loh* untuk menjaga SMP sekolah gue atau gimana, soalnya, koko Rio ini kemana-mana mengurusi anak-anak SMP sekolah gue yang otaknya ‘’’’’lebih istimewa’’’’’ dari yang lain. Mulai dari acara traditional game, saat main engrang hampir semua jatuh di tangan koko Rio (jatuh di tangan koko Rio: diajarin koko Rio);; ketika guru dari sekolah gue mendampingi grup lain, didampingi juga oleh Service Team koko Rio; ditambah lagi setiap kali kita pergi, di SMP sekolah gue selalu didampingi koko Rio. Mantap. Hai koko Rio, kalau koko baca. HAHA temen-temen katanya kangen kakak.


Oke lanjut,

Saat menuju ke Keraton Solo, gue lebih banyak berbincang dengan koko Rio dan juga temannya, kak Dani. Mulai dari gimana proses menjadi service team, sampai ke tugas-tugas sekolah kita masing-masing. Tak lupa juga tentang acara semalam…
“Kalian kemawin nampilin apa?” tanya koko Rio yang memiliki bakat paling hebat yang pernah ada, yaitu cadel #cadelforlyfe. Vokal ‘r’nya bertransformasi di lidahnya menjadi ‘w’. Jadi kalau mau menyebut nama ‘Tere’ maka jadilah ‘Tewe’. Jadilah penulis novel Tewe Liye. AHAHA
“Talian Jakarta” jawab gue singkat. Ye, gue cadel juga #cadelforlyfe #cadeloranghebat
“Itu loh yang paling gagal itu. Yang aneh” celetuk teman gue
“OH HAHAHAHHAHA” setelah lewat beberapa sekon, barulah dia konek. Dan tertawa sambil menutupi mulutnya dengan kertas nama sekolah gue yang ia pegang. Biasalah, orang Solo, anggun.
Kak Dani malah masih lama koneknya, dan bertanya kepada koko Rio. Dia memberi deskripsi apalah tak terdengar suaranya yang dilanjutkan dengan mereka berdua tertawa.

Yha, ternyata kegagalan itu tidak hanya dirasakan oleh kita-kita aja anak-anak sekolah gue, ternyata mereka sadar juga, meski temen-temen satu kelas kamar tidur bilang, “Tampilan kalian bagus kok!” Tapi malah bisa jadi itu karena mereka ingin hidup yang lebih tenang dan gak mau cari masalah. Tapi yo wes, gak masalah, meski aneh, tarian kita mungkin selalu diingat oleh mereka, dan selalu diingat juga epic failnya kita. HAHAHA. bodo.

Sampai bener-bener saat malam terakhir (acara sudah berakhir dari siang tadi), beberapa sudah berada di pesawat masing-masing, beberapa mungkin sudah pulang, sedangkan anak-anak Jakarta baru berangkat malam-malam karena kereta berangkat pukul delapan malam.

Saat itu, ketika gue naik ke Bus, teman-teman gue berteriak kecil,

“Koko Rio! Makasih ya kak!”
Guepun refleks menengok ke arah yang mereka tuju. Di tengah samar-samar, koko Rio ternyata masih membantu kita saat ingin menuju stasiun menggunakan bus mini yang sudah disiapkan. Guepun berkata kecil, “Makasih kak!” dan dia tersenyum kecil menjawab semua kalimat ‘makasih’ dari anak-anak sekolah gue.

Dan sekarang (saat itu lah ya), kami semua di stasiun Solo Balapan. Di tempat yang sama, di suara yang sama, tapi di suasana yang berbeda, dan tujuan yang berbeda. Kitapun akan pergi 525km jauhnya dari makanan-makanan yang enak dan murah, dari orang solo berparas cina tiongkok, dari udara yang ‘beda’ dari ibukota, dari orang-orang yang banyak berminat untuk pindah ke ibukota, sedangkan gue yang ingin jauh dari kesibukkan ibu kota, dari semangat-semangat kakak-kakak service team, dan terutama yang akan selalu gue rindukan adalah dari manisnya cowo-cowo Solo – dimana lebih anggun daripada cewek di Jakarta.


Entah kapan gue bisa balik lagi ke sana.

Lampion~


Anak-anak berbaju hijau yang memiliki otak yang 'istimewa'
jadi otaknya agak miring ke arah khatulistiwa.
"Kak! Wawancara dong! Buat majalah sekolah" -Trik modus biasa anak-anak jurnal.
"Kak, boleh foto bareng gak?" -Trik modus yang sudah berkelanjutan
Jadi, masuklah ke jurnal club wahai anak-anak yang merasa satu sekolah dengan gue,
biar modusmu dilancarkan oleh pihak berwajib (oleh status jurnal).
Pendaftaran? Tunggu masa jabatan gue abis. HAHA
Yang sudah ada niat, bisa line gw, mariamichelleangel. Thanks!  #promosidikit