Pages

Senin, 22 Desember 2014

INDOVIDGRAM! WOOOO WOOOO WOOOO

Banyak orang yang berkata bahwa film Stand By Me itu sedih banget, mengharukan. Ada juga yang bilang filmnya itu biasa saja, tidak mengharukan. Tetapi ‘kan perasaan orang beda-beda, bisa aja gue nanti nangis, bisa aja nanti pipi gue kering, bisa aja nanti gue ngorok, bisa aja nanti gue kentut, bisa aja nanti gue berak, bisa aja nanti gue pipis, bisa aja nanti gue pingsan, bisa aja nanti gue amnesia, bisa aja.. bisa aja.. bisa aja gue ketemu Raditya Dika *eh...
Ya, tapi kita buktikan saja nanti ketika gue nonton filmnya hasil traktiran temen gue, Cindy yang berulang tahun ke 13 tahun. Awalnya gue gak bisa, karena sabtu ini (meski udah libur) gue sibuk banget, karena menjelang natal: latihan disana-sini, les yang belum libur juga, dan lain-lain. Seandainya kalau gue mengikuti semua kegiatan itu, maka gue akan terus beraktivitas dengan itu semua dari pukul satu siang sampai pukul sembilan malam nonstop. Jadi, guepun bingung, pilih latihan sana-sini, atau ulang tahun temen gue yang katanya tiket nontonnya udah dibeliin. Kalau gue gak latihan dan les, beh, udah berapa kali gue gak latihan dan les..Kalau gue gak ikut ulang tahun temen gue ini, gak enak banget. Dia udah beli, terus dia ngerengek-rengek gue harus ikut.

“Ikut, kaga, ikut, kaga” seru gue dengan jari yang ditutup satu-per satu.  

Tapi tetap aja gue masih labil, meski sudah dibantu oleh jari-jari- anti tilang kesayangan gue. Jadi, akhirnya gue tanyalah kepada orang yang paling gue sayang melebihi sayang gue dengan jari-jari gue *eak, yaitu Nyokap gue! Biasanya doi itu perkataanya selalu membawa hoki.

“Ya sudah gakpapa, kamu ikut ulangtahun Cindy aja. Gakpapa kok” katanya singkat yang membuat anak bungsunya (gue) seneng banget. Pilihan ini mungkin tepat, bahkan sangat tepat.

Singkat cerita, kita sampailah ke bioskop menonton Stand By Me. Walau beberapa leluconnya bagi gue gak begitu lucu (gue gak ketawa. Cuma senyum doang, atau bahkan gak ketawa disaat oranglain ketawa). Tetapi ketika menuju klimaks dan penyelesaian filmnya... saat Dora to ~ the Emon atau DoraEmon (Dora si Jail dan Emon si....*isi sendiri*) mau pergi ninggalin Nobita.....
Gak kok, gue gak nangis.
IYA GUE GAK NANGIS KOK.
GAK.
KAGAK, GUE GAK NANGIS *mata kedip kedip*
Cuma aja ada orang yang ngiris bawang di dalem bioskop. Kayaknya bawangnya segentong deh. Mungkin karena ruang bioskop itu gelap, jadinya gak ketahuan tuh pelaku yang ngiris bawang siapa. Intinya, GUE GAK NANGIS *mata kedipkedip*
Tapi di entri kali ini, gue gak mau ceritain tentang Stand By Me Doraemon. Gue mau ceritain ini:

Saat itu gue masih di pusat pembelanjaan atau mall, pukul 18.00 tepat. Setelah keluar dari bioskop gue dan teman-teman gue langsung ‘pecah’ alias sudah tidak menjadi satu kesatuan. Ada yang pergi entah kemana, ada yang masih menguntit ‘Cewe Ultah’. Sedangkan anak aneh (baca: gue), Thea, Nicole, dan ‘’’’’temen cowonya’’’’’’ Nicole asal planet lain langsung pergi ke acara Black Christmas yang dibuat oleh Bazaar Jakarta apalah itu, dan saat itu juga, detik itu juga mereka mengundang INDOVIDGRAM, ma prennn! Udah dari kapan tau gue tahu ini. Tetapi gue gak begitu banyak berharap karena gue yakin, pasti rame banget. Jadi lebih baik gak kegeeran daripada nanti PHP (karena gak bisa selfie bareng mereka).
Guepun berjalan bersama Thea mencari dimana acara Natal Hitam itu (Nicole dan ‘’’’’’temen cowonya’’’’’ itu berjalan berduaan). Makin dekat dengan acara itu, kaki gue makin gemetaran. Gue juga ngerasa ‘something gonna be happen’.
DAN SESAMPAINYA DI ACARA ‘HITAM’ ITU *jeng jeng jenggggggg*,
gue melihat LCD. Entah kenapa sampai sana kita liatnya malah Chandra Liow. MAIGAT. Gue sama Nicole (yang udah sampai disitu, bersama doinya itu) langsung fansgirling. Orang yang tadinya hanya kita liat dibalik layar kaca, sekarang tepat ada di depan mata gue. DI DEPAN MATA GUE INI. Tanpa tahu malu, kitapun langsung cari cara paling keren untuk selfie banreng mereka.
“Waktu untuk selfie tinggal empat menit lagi” teriak Chandra Liow, salah satu anggota INDOVIDGRAM yang jago nge-beat box.
Kita baru dateng dan gak ngerti apa-apa. Mungkin empat menit itu waktu untuk selfie dengan mereka. Tetapi kok malah dikit yang mau foto bareng mereka. “Bodolah” pikir gue.
Makin dekat dengan jarak mereka, makin kaki gue gemetar. Gue salting banget. Belum apa-apa, gue udah kesandung ke depan mereka. Tetapi mereka sih cuek-cuek aja, baguslah, jadi orang gak begitu ngelihat ke gue.
Orang pertama yang gue ajak selfie adalah Ardinhai. Gue dan kedua teman gue (satu lagi yg cowo, ‘’’’’temennya Nicole’’’’’ gak ikut. Dia gak ngerti apa-apa) dengan seenak udelnya selfie dengan semua indovidgram. Ketika gue mau selfie sama Marlo Ernesto, dia langsung nanya (dalam keadaan mik, jadi kedengaran seluruh penjuru GI *?)
DAT MARLO'S FACE

“Ini video atau foto ini?” tanya Marlo
“Ini foto” salah satu dari mereka menjawab.
“INI VIDEO WOI. INI VIDEO” lanjutnya dengan nada tinggi-alla-dia-yang-lucu-tapi-ngeselin
“OKE OKE. VIDEO” gue juga gak tau malu banget, ngomong gitu di depan mereka. Guepun menyalakan video. Gue itu bukan anak indovid yang menghasilkan karya video, fyi: gue gak ada alat yang cukup untuk menghasilkan karya itu. Jadi gue gak bsa mikir apa-apa, gue harus video apa. Bercampur gue yang udah bener-bener fansgirling ditengah mereka.
Kita bener-bener gak bisa seratus persen menggunakan video karena ini cukup rame, anglenya kurang pas, ditambah gue kontet dan kami itu satu-satunya anak kecil yang dateng di acara itu. Saking kebanyakan selfie, salah satu dari mereka langsung ngomong menyindir lucu kami,
“Ini jadinya IndoFotGram nih..”
Kita yang sadar itu, Cuma ketawa gaje dan langsung menyingkir dari peradaban mereka.
 Saat itu gue itu udah kayak: pesut terdampar yang salting menghadapi udara di luar air. Tetapi pesut yang seksi, pastinya *eh.
 Kemudian gue benar-benar menyingkir ketika mereka bilang waktu empat menit itu sudah habis dan juga karena keharusan ber-video disini, bukan ber-foto-foto-ria. Kisahnya, gue di samping stage yang dipenuhi oleh crew, dan Kevin Anggara serta teman-temannya juga si gendut dari duo harbatah (gue gak tau namanya siapa).
Mereka (para Indovidgram) segera melaksanakan acara ini, yaitu Selfievidgram, apalah itu (sejenis atau memang kontes selfie). Gue dan teman-teman gue cuma melongo bingung melihat kontes selfie yang ada. Kita gak tau apa-apa, men! Gue udah minta untuk ‘mending keluar aja dari sini’ karena rame banget, desak-desakan, dan gabut banget, gak ngerti apa-apa. Dan bagi gue selfie dengan anggota-anggota indovidgram itu sudah cukup. Tapi ternyata ajakan itu ditolak mentah-mentah. Gak bagi Thea dan Nicole, mereka masih belum puas, sedangkan ‘’’’’’temennya Nicole’’’’’’ ikutin Nicole aja. Yodah, daripada berdiam diri, mending gue selfie sama pacarnya Chandra dan teman pacarnya Chandra yang awalnya gue kira mereka itu produsernya Indovidgram. Karena selfie dengan indovidgram doang sudah terlalu mainstream.
Di sini yang paling banyak bacot Cuma Ardinhay, Chandra, Marlo. Yang lainnya sedikit pasif, walau gilanya masih ada. Di samping juga ada Aulion. Pastilah gue ajak selfie dan sok-sok deket sama doi.
“Kak, kakak videonya bagus banget!!! Stopmonya juga! Apalagi yang satu itu...” kata gue. Emang, dari sekian banyak anggota indovidgram, satu-satunya yang paling gue suka itu Aulion.
“Hahaha.. Makasih banyak...” jawab dia sembari tersenyum (maksa).
Di atas kepala Aulion macam turun malaikat dari surga.

Kemudian doi pergi. Gue jadi kayak jomblo yang ada di malam mingguan. Tetapi gue menghargai itu. Setidaknya dia mau gue ajak foto dan sudah tersenyum.
Tambah gabut kita. Terus berusaha menjadi yang ditengah penonton, siapa tahu anglenya pas buat foto/video. Dan ternyata, sama aja. Bahkan tambah parah, desak-desakkan banget. Hasil fotopun goyang dombret, dan guepun kalau ngevideo, goyang mulu, tidak nyaman untuk dinikmati.  
Sesuatu yang jelek pasti ada bagusnya. Yap, dan bagusnya adalah gue ada di video mereka ‘WE ARE.. INDOVIDGRAM!’. Buruknya adalah: gue pendek. Saat gue coba berdiri di kursi, gue jatuh. Dua kali. Jadi mungkin kalian liat ada anak yang coba berdiri, tapi gagal, maka itulah gue. Tambah buruknya lagi adalah: mereka gak mau upload ini di instagram, dahell.
PETJAH! Oke, akhirnya setelah selesai semua, semuanya pada nyerbu kedepan untuk selfie dengan mereka semua. Sedangkan gue ke samping panggung lagi buat video yang ngeselin.
“Hai kita lagi bersama indovigram, dan ini ada Kevin di belakang panggung” sambil mengarah ke Kevin. Mukanyapun langsung sedikit masam. HAHA. CAKEP. Karena tadi dibilangnya ini video, yo wes.. Gue kerjain lagi aja si Kevin yang sedikit banget yang mau selfie sama dia..
“Kak, kak, kak.. Selfie yuk” perintah gue.
Diapun nyengir alla dia jika difoto.
Gue selfie? NO. GUE VIDEO.
Temen gue yang ikut selfie langsung nyadar..
“Mar, kayaknya ini video deh bukan foto”
Guepun ketawa, dan segera memberhentikan video ini. Kevin liatnya ya kayak biasa-biasa aja. Bahkan dia diem doang, gak komentar – gak seperti yang gue harapkan ke dia untuk berkomentar, apa kek. Terus selanjutnya masih di korban yang sama, Kevin Anggara. Gue SKSD (sok kenal sok deket) banget sama dia, tujuannya adalah: ‘ayo ngelucu secara live’. Tapi ternyata gue gagal melaksanakan tujuan gue. Dia Cuma manggut-manggut, dan gak sebacot yang gue pikir. Setelah banyak ngebacot sama Kepin, guepun akhirnya menyadari kalau ini lebih ke SKSD daripada mancing dia ngelawak, jadiiiii.....yodahlah, mundur, dan yah begitulah.
Dan dari sekian banyak indovidgram, Cuma ada satu yang belum gue selfiein. Yaitu DEVINA AURELL! Selain Aulion, gue juga suka sama kak Devina yang freak lucu-lucu gaje gitu. Cuma sama Devina doang gue selfienya sampe lima kali. Dia itu asik banget ternyata! Dari sekian banyak indoviders yang gue amatin sih, Devina doang yang kelihatannya emang dari lahir abnormal alias emang aslinya freak begini. Gue pikir Devina itu tinggi (gue gak bohong. Di foto dan video dia keliatannya tinggi), ternyata gak. Tingginya se-gue gitulah. Karena dari itulah, gue puji dia...
“Kakak tinggi banget! Bener-bener tinggi!” puji gue kepada Devina Freak itu
“MAKASIH BANGET! Kamu itu orang pertama yang bilang aku tinggi!” dia ternyata senang kalau dipuji begitu. Temen-temen gue dibelakang pada ketawa cekikikan.
Tiba-tiba Bena langsung nyamber:
“HAH DIA TINGGI? WUU.. TINGGI BANGET!” bales Bena sambil jinjit didepan Devina dan Vendryana yang juga pengen dipuji..
Vendryana pun juga ‘menghina’ hal yang sama ke Devina. Devinapun mulai deh freaknya.
“Dia iri sama kakaknya” denger kata-kata itu gue nyengir ketawa.
“Sini dek, sini” kata Devina sembari meluk Vendryana.
Gue yang menyaksikan momen itu tanpa memegang hape langsung berkata:
“TUNGGU! Jangan lepas dulu! LAGI! Mau di foto dulu!” seru gue
Merekapun berpelukan lagi. Mesra pake banget.
Gue fotolah mereka dengan hape temen gue itu. Gue gak begitu kepikiran untuk mengvideokan mereka. #Gue_Ini_Masih_Anak_Fotografi_Belum_anak_video. Eh lupadeng, gue ngevideo apa kaga ya. Intinya, luculah mereka.. Setidaknya gue melihat aksi indovidgram secara live. Ini dia maksud gue untuk ber-sksd.

Gak lama, ada Chandra Liow lewat. Meski udah selfie bareng, guepun ajak lagi untuk berselfie. Dia harus nunduk banget karena gue pendek banget. Gue cuma sedadanya dia. Kalo gue peluk juga palingan yang gue liat Cuma keteknya doang -> menjadi alasan kenapa gue gak peluk dia dan anak-anak indoviders lainnya. Guepun memuji dia..
“Kak, kakak pendek banget ya. Uh, pendek banget!” puji gue.
“Oh makasih pujiannya! Makasih banget” jawabnya dengan nada-nada khas dia.
“PENDEK!” seru gue lagi
“MAKASIH PUJIAN PENDEKNYA” jawab doi sambil keluar dari kerumunan sehingga tinggal terlihat punggungnya saja.

Jadi gue masih disini, bersama Kevin dan teman-temannya. Modus lagi lah tentunya..
“Oh iya, kita gak bisa lewat sana. Kita harus muter”
“Ikut kita aja kak” modus gue.
Dia Cuma tersenyum tipis. Kayaknya dia bukan kayak tipe Devina dan yang lain ... 
Ahsu..dahlah.

Kemudian setelah gue, Thea, Nicole dan ‘’’’’’teman Nicole’’’’’ itu keluar, gue bilang ke Thea kalau gue itu seneng banget, dll. Demikian juga si Thea. Si Nicole? Oh, dia berduaan lagi. Gue bener-bener gak akan melupakan ini (maksudnya momen ini. Bukan momennya Nicole dan ‘’’’’temen Nicole’’’’’). Guepun berjanji untuk membelikan Thea eskrim tahun depan sebagai tanda terimakasih gue karena semua selfie ini itu pake hape dia! Seandainya gak ada dia, gue mungkin kerepotan bagi dua sama Nicole. Dia juga gak keberatan gue pinjem hapenya. Dia malah seneng banget, berkat gue ajak dia kesini dia jadi bisa ketemu komunitas anak muda kreatif ini :D
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang, gue harus pulang. Gue udah dijemput nyokap gue. Selama diperjalananpun gue ceritakan tentang momen seru ini, walaupun nyokap gue gak kenal komunitas Indovidgram ini. Tapi gue tetep ceritain panjang kali lebar.
Ditengah asik-asiknya cerita, ditengah beceknya jalanan, gue baru inget: GUE LUPA NAGIHIN FOTO SAMA AULION! (fyi: waktu itu Aulion via Instagramnya pernah bilang kalau dia bakal bagiin foto-foto hasil stopmotion terakhir dia. Kita tinggal naggihin aja, tapi..)

Guepun menyesal dan menganggap itu takdir. Y..asu..dahlah. 
-----------
Ketika gue nulis ini, gue sadar mereka itu perkumpulan video, bukan perkumpulan tulisan. Jadi, setelah gue pikir-pikir, kenapa gak gue buat perkumpulan tulisan kayak mereka gitu... 
IndoWriteGram? 
IndoWriteGram . Common' kita gak bisa nulis cerita panjang lebar di Instagram! Maka hapus gramnya.
IndoWrite? terlalu luas. 
IndoWriteBlog? Maksa banget. 

Canda. Gue gak niat buat komunitas sekeren mereka. Gue sibuk sekolah #alibibanget. Mereka hebatlah, intinya! #Muji #BiasanyaKalauMuji_PASTI_adamaunya 

Jumat, 19 Desember 2014

Dear Maria Masa Depan...

  Di sisa 2014 ini gue berpikir, seandainya di tahun 2012 yang lalu gue menulis surat untuk gue yang di 2014 sekarang ini -yang tentu kehidupannya beda dengan gue di tahun 2012. Maka secara tidak langsung gue itu berinteraksi dengan gue masa dulu dan yang masa dulunya gue juga berinteraksi dengan gue yang sekarang ini. Hanya saja, kami (gue yang di tahun 2012 dan gue yang di tahun 2014) hanya dapat sekali ngirim, tanpa bisa balesan. Ngerti ga? Gue emang ribet ye ngomongnye. Kalo ga ngerti, tanyalah pada rumput yang bergoyang ngedugem.
  Jadi, gue belum terlambat untuk berinteraksi dengan gue yang ada di masa depan, yaitu gue yang berada di tahun 2017. Dan di entri ini, gue akan menuliskan, maksudnya mengetik surat untuk gue di tahun 2017. Ingatkan gue ya teman-teman kalau di tanggal 1 Januari 2017, gue harus menjawab surat ini. Ingatkan gue di masa depan.
....
check it out
NB: Ini rada ngebosenin, gak begitu penting buat lu, para pembaca. Karena ini bukan buat lu. Ini buat gue di masa depan. Jadi, kalau gak mood baca, yaaaa ngapain paksain...
....

Dear Maria di tahun 2017 yang berumur 16 tahun,

Hai Maria masa depan. Ini gue, Maria umur tiga belas tahun yang berada di akhir tahun 2014. Bagaimana kabarmu? Harusnya sih baik-baik aja. Lah gue aja yang disini baik-baik aja, ketawa mulu kayak orang gila. Kalau lu gimana? Masih gila gak?? Mudah-mudahan sih lu finefine aja, biar lu gak disangka anak angkat sama nyokap-bokap lu yang kalem, beda sama lu.

  Gue disini punya banyak temen yang baik banget sama gue. Mulai dari Excel, temen sd gue yang suka nagihin janji ketemuan alias reunian, sampai Ridwan, temen smp gue yang mudah dibohongin (dia itu alim banget. Dia gak tahu nih arti *maaf sebelumnya* pelacur. Dan kita temen-temen dia bilang pelacur itu adalah orang yang mancung dan ganteng. Diapun percaya begitu saja ditengah kita yang ketawa gak berhenti. Dan dengan kencangnya dia teriak 'SAYA PELACUR!'. Dan dia juga berkata: 'baru kali ini lu muji gue. Gue seneng banget lu panggil gue pelacur'. Gue ngakak  #selengkapnyaLiatDiEntriYangAkanDatang). Jadi, gimana temen-temen lu? Apakah lu masih ketemu Ridwan yang alim? Terus si Excel masih nagihin janji reunian meski lu udah SMA? Kalau udah reunian, gimana kabar kucingnya Jovita yang baru dia beli? Hilang lagi kayak anjingnya yang dulu apa gak?

  Oh iya, selain itu, gue juga punya temen yang sepikiran mulu sama gue. Gue pikir A PASTI dia juga mikir A. Makanya, gue sama dia jinx mulu. Namanya Nicole. Dia punya gebetan, yang gak gue kenal banget. Yaiyalah, gebetan dia itu bukan anak SMP gue ini. Karena doinya itulah, gue jadi agak dilarang ngotak-ngatik hapenya, gak kayak dulu, dimana dengan bebasnya gue bisa bajak sesuka hati gue. Nah, lu ketemu Nicole gak disana? Gimana kabar doinya? (gue gak butuh kabar dia sekarang LOL) Mereka udah sempat jadian atau belum? Terus mantan Nicole udah berapa sekarang? Udah bejibun atau ga ada? Kalau udah bejibun, minta ijin sama Nicole untuk memperbudak mantan-mantannya jadi budak bolpoin (karena budak panci sudah terlalu mainstream). Juga, apakah lu satu sekolah sama Nicole, dan sahabat-sahabat lu lainnya?

  Kalau keadaan sekolah SMP gue sih seru-seru aja. Gue punya guru yang sama gilanya dengan anak murid. Banyak. Banyak banget. Mulai dari Alay sampai Anti Alay, mulai dari ga peduli sama anak murid sampai yang terlalu peduli banget sama anak murid, mulai dari lawakannya yang lucu sampai lawakannya yang jayus. Kalau SMA lu gimana? Gurunya sama serunya apa kaga? Lu SMA mana, Sanur atau Penabur atau yang lain? Harusnya sih lu dalam keadaan SMA IPA lah ya. Gue di SMP kadang stress kadang kaga. Kalau lu? Dan gue ini kalau stress itu banyak makan, kalau lagi hepi, makan sehari sekali juga masih kuat. Gue juga suka banget makan cokelat dan es krim. Hampir tiap hari gue makan salah satu dari malaikat makanan itu. Di gue, cokelat yang lagi ngetrend itu bukan lagi Nutella, tetapi Ovalmaltine (mahal banget cuy!!), kalau disitu apa lagi? Meski gue makan 'benda' yang seharusnya buat gue gemuk, gue gak gemuk-gemuk, bahkan termasuk 'anak kurang gizi'. Kata dokter sih ini bakat gue. Nah, apakah dokter lu masih berpikiran hal yang sama kalau gue ini susah gemuk karena bakat? Kalau iya, puji Tuhan alhamdullilah syukur kepada Allah, berarti lu masih bebas makan apa aja tanpa mikir berat badan. Mudah-mudahan juga lu gak kontet. Amin.

  Gue yang sekarang ini masih menggunakan '.blogspot.com' untuk menulis cerita. Lu udah berani pakai '.com' belum? Tetapi kadang gue juga ngerasa kalau gue itu gak cukup cuma nulis online gaje gini, nah gue pernah berpikiran buat bikin novel sendiri. Apakah lu udah buat novel sesuai keinginan gue? Gimana hasil novel lu? Top books atau jadi sampah di rak toko buku aja?
 
  Dan gue ini suka sama Radit, gue udah ngetwitt 2000+ twitt untuk doi tapi baru kebales dua (yang ke dua itu gue seneng banget! Blog gue dibaca sama dia). Nah, gue gak peduli tuh lu udah ngetwitt berapa kali ke doi. Yang gue tanya adalah: lu udah difollback belum sama doi?? Terus lu udah bisa ngalahin followers twitternya belum? #IniAgakMustahilLahYAw.

  Gue juga suka banget fotografi. Gue udah ganti lensa dua kali. Lensa Tamron gue sempet rusak. Akhirnya gue beli lensa Canon yang 55-250mm. Lu udah punya berapa koleksi lensa? Tetapi, gue jarang ikut lomba foto, kecuali lomba dari kompas yang gue sering ikut serta dan gak menang mulu. Nah, lu udah berapa kali menang lomba foto? Terus kamera lu udah bertambah berapa?

  Dan yang terkahir, kehidupan dunia luar disini itu lagi labil. Entah global warming, poliTIKUS yang merajalela, kebudayaan yang dicuri dan kita ga buat apa-apa, pertengkaran dunia dalam bentuk penyanderaan yang luar biasa sadisnya, presiden jokowi, dll. Nahhhhh.... Gue mau nanya nih:
-Udah separah apa global warming disana? Pantai-pantai masih hidup kannnn? :'(
-Tikus-tikus udah mati belum? Dia sadar gak kalau dia itu hidup bukan untuk uang?
-Kebudayaan udah berkurang berapa? Lu udah ikut apa aja biar kebudayaan kita tetap dilestarikan?
-Penyanderaan sudah merajalela sampai negara mana?
-Presiden Jokowi termasuk berhasil atau gagal? Masih Jokowi? Gimana kabar Kaesang, anaknya Jokowi*eh ?
(tambahan):-lu udah punya drum belum? Lu udah punya berapa novel di kamar lu? Disini baru empat puluh lebih novel. Nah kalau lu?

Pokokne' gitu lah tentang keadaan gue sekarang dan pertanyaan untuk lu. Semoga lu bisa jawab secepat mungkin. Lu pasti akan rindu gue.

I'm not miss you. You miss me, doesn't you?

Kecup basah, muah muah...
Maria umur 13 tahun di tahun 2014.

---------
P.S:
Kerinduan membuat lu gak move on. Jadi, kalau lu (gue 2017) galau karena rindu gue (gue 2014), cukup tersenyum aja. Karena didalam senyuman, lu gak akan pikir apa-apa. Gue gak akan rindu lu kok ;), jadi ngapain lu rindu gue.


Selasa, 16 Desember 2014

P.O Koala Kumal, '502: BAD GATEWAY'

 “BESOK MAKSUDNYA HARI INI PUKUL DUA BELAS, PAPA JANGAN PERGI KEMANA-MANA!” perintah gue kepada bokap gue yang lagi main laptop.
“Emang kenapa?” tanyanya datar
“BESOK BUKU RADIT KELUAR! HARUS TRANSFER UANG ITU PUKUL NOL-NOL TITIK NOL NOL!!!!!” gue bener-bener maksa bokap gue gak pergi. Mungkin gue udah ngomongin ini ke bokap lebih dari sepuluh kali berturut-turut. Apalagi saat menuju hari ‘H’ nya. Gue bilang itu ke bokap setiap lima jam sekali. Emang nasib banget jadi anak yang pengen beli sesuatu secara online, tetapi gak punya kartu kredit buat bayar. Jadi mau gak mau harus ngerengek sama bokap yang puya e-banking di hapenya.
Gue maih ingat sekali rencana 2014 Radit yang ia post melalui blognya. Di akhir angka terdapat tulisan: ‘mengeluarkan buku baru’ dan rencananya akan disebar-luaskan akhir tahun 2014. Tentu, gue gak sabaran banget dan sering menagih janji itu via twitter, walaupun twitt itu tidak ditanggapin sama sekali sama si Radit. Tapi tak lama, guepun melihat titik terang yang gue dapatkan dari twitter Radit. Dia akan mengeluarkan buku baru.
Guepun jungkir balik. Tanda senang. Bukan tanda gila .. Eehehehe.. garing ya.. #keripikgaring
--
Balik ke masa kini....
“Mending gini, nanti bbmin Papa nomor yang harus ditransfer dan harus transfer berapa” ternyata akhir-akhirnya bokap gue harus pergi.
Gue masih protes karena takut gak bisa jadi pembeli pertama dan protesan itu dibales juga sama bokap dengan nada seorang bapak-bapak yang sedikit galak. Jadi mau-gak-mau gue iyain aja deh. Apa boleh buat lah yaw.
Guepun menjalani hari Minggu (Open POnya itu hari Senin pukul 00.00) itu dengan ke gereja tentunya dan juga mengganti semua status menjadi ‘Pre Order buku Koala Kumal, BESOK!’. Tujuannya: biar gak lupa, bukan buat pamer. Tetapi ternyata ada teman gue yang sempat nanya maksud status gue.
Koala Kumal apaan?” tanyanya via bbm
Novel terbarunya Radit” jawab gue. Dan gue yakin dia pasti juga akan beli karena dia juga penggemar Radit.
Lu PO dimana?” tanyanya balik. Dugaan gue bener kan..
Di belikoalakumal.com
Awalnya ni anak mager (males gerak) banget buat beli, dan seenak udelnya dia minta nitip. Tapi tentu gue nolak, demi kebaikan gue (gak repot) dan demi kebaikan dia (biar dapet kaosnya). Kemudian gue jelaskan panjang kali lebar tentang keuntungan beli sendiri. Dan setelah mendengarkan membaca penjelasan panjang lebar gue di bbm tentang kelebihannya beli sendiri, dia langsung bersemangat,

GUE BAKAL BERGADANG! 00.00 GUE HARUS BELI, MADAPAKA!
Yesss.. Gue seneng banget, karena akhirnya gue tidak menunggu sendirian untuk keluarnya ‘anak’ Radit yang sudah gue rencanakan jauh-jauh hari sebelum bulan Desember itu.
Singkat cerita, gue ngechat sama dia sampai tengah malem (atau bahkan sampai pagi alias subuh). Isi chat gue sama Phambaru ini hanya berisi ketakutan dalam kesalahan teknis ketika nanti membeli secara online, isi-isi rada bego, dan setaranya.
Sambil membaca novel PUKAT nya Tere-Liye, guepun menunggu menit-menit ini berlari dan menunggu menit-menit ini menjadi nol. Tetapi, makin dekat dengan angka 00.00, makin gak serius gue baca tu novel. Menit-menit terakhir kami (gue dan Phambaru) bener-bener sudah kayak mau berak setelah lama gak berak, jadi ada rasa seneng akhirnya bisa berak, tapi ada rasa takutnya juga: ada apa dengan hasil beraknya nanti. Kami bener-bener geregetan-takut-tegang-tapi so excited.
Gue: “21 menit 15 detik lagi, broo!
Phambaru: “YOIIIII GAK SABAR GUE! Ada baiknya kita latihan broo! Alamat rumah kita kesimpen
Phambaru: “Gue latian lagi deh” (untuk kalian yang gak kreatif, maksud latihan itu kita sok-sok beli atau pura-pura beli buku lain. Jadi setidaknya kita tidak kagok ketika memesan novel Koala Kumal )
Gue: “Gue takut tiba-tiba eror”
Phambaru: “Sama”

Dan, kalian semua pasti tahu penggalan kalimat ini: ‘carma does exsist’ Iyap, saat itu Karma sedang bekerja. Datang bagaikan setan. 

Ceritanya ini udah tinggal dua belas menit lagi...Benar-benar tegang kayak mau dieksekusi. Entah gue ngerasa takut banget.
Tiba-tiba gue mulai panik ketika website tersebut tiba-tiba berubah menjadi putih dan tertulis: ‘502 BAD GATEWAY’, yang berarti eror. Karena gue gak ahli dalam komputer, jadi dengan mudahnya gue simpulkan kalau itu kesalahan dari internet gue atau netbook gue.
Gue: “Eh coba lu reload deh. Kok gue tiba-tiba eror
Gue: “Gak jadi deng tiba-tiba bisa
Gue pun lega, ketika gue reload lagi akhirnya bisa.
Phambaru: “Mampus aja lu
Gue: “Udah bukan mampus lagi kalau eror, mati gue

Dan setelah mereload sekali lagi, ternyata ‘SETAN’ itu (502: BAD GATEWAY) ada lagi di layar netbook gue. Gue bener-bener panik, karena ketika gue ngereload-reload lagi, kaga bisa bisa. Yang muncul Cuma ‘setan’ yang satu ini.
Gue: “502 BAD GATEWAY.. ITU APAAANNNNNNNNN... SETAN MACAM APA ITUUUUU
Phambaru: “Mampus

Dalam hati gue: ee.

Phambaru: “Empat menit lagi..

Dia tinggal empat menit lagi dan seneng banget temennya lagi stress karena ke-eror-annya web tersebut. Gue udah ga begitu peduli lagi sama deringan bunyi chat.. Gue lagi keringat dingin mencari jalan keluar, ditengah otak gue yang gak ngerti apa-apa tentang komputer.
Tetapi kemudian gue liat hape gue,

Phambaru: "Oh sh*t, ke sign out"
KARMAAA HAHAHA. Gue pas baca itu seneng, akhirnya dia kena karma. Tetapi sebagaimanapun tetep aja gue yang paling sial. Sign out bisa disign in lagi dengan mudah. Beda dengan orang yang lagi mengurusi ke-eror-annya website.
Detik-detik menuju Koala Kumal sudah bisa dihitung dengan jari. Gue makin geregetan gak sabaran ngeklik beli di handphone gue (di Hp gue ternyata bisa).
9..
8..
7..
6..
Tiba-tiba agak eror terus langsug ke
4..
3..
2..
1..
DIBUKA!
GUE KLIK.
TIBA-TIBA...

‘502: BAD GATEWAY’

Setannya muncul lagi. WATTT DAHELLLLLLLL. GUE GAK BISA BELI. MAKSUDNYA APA ITUUUUU....DAN DI SISI LAIN TEMEN GUE BISA BELI... OH ALAM SEMESTA APA SALAH HAMBA KECIL YANG SATU INI.
Gak lama gue cek lagi hape gue, dan ternyata alam semesta bersifat sangat adil (sekaligus karma juga)

Phambaru: “Di sini kok tiba-tiba 502? 502 itu apa?

AHA! DIA KENA EROR JUGA SAMA KAYAK GUE. GUE SENENG BANGET! #Bahagia_Ditengah_Penderitaan_oranglain_Penderitaan_bersama

Isi chat selanjutnya diisi dengan kebun binatang Ragunan dan bahasa setara dengan kebun binatang Ragunan. Dia tambah marah lagi pas tahu itu karena kesalahan web tersebut. Maksudnya, itu eror karena keberatan alias banyak banget yang buka *overload* (YU SHULT IMEJIN, itu pukul nol nol titik nol nol. Saat dimana orang tidur dan seharusnya sedikit yang beli. Tetapi apakah yang terjadi... operlot)
Dengan gagah dan berani bercampur kesal, guepun memutuskan untuk menelpon pihak yang bertanggung jawab atas kesalahan ini semua.
Gue telepon pakai hape gue... Sebetulnya gue sedikit deg-degan karena gue jarang banget angkat telepon ataupun menelpon, meskipun gue udah sering public speaking.

Gue pencet nomor per nomor, dan memastikan gue gak salah sambung. Lucu kalo gue salah sambung. Kemudian, gue pencet lambang hijau ganggang telepon. Tiba-tiba terdengar lembut suara lantunan musik, dan suara seksi perempuan dengan bahasa inggris. Mampus, jangan-jangan gue salah sambung ke tempat dugem luar negeri.
“The number that you’re calling cannot be reach. Please try it later”
Setan.
Ternyata yang bisa dihubungi itu nomor yang satu lagi (diberi dua nomor). Gue langsung siap sedia, karena akhirnya nyambung juga..
“Halo? HALOGH?” teriak seorang mas-mas diujung sana.. AKU DISINI DAN KAU DISANA..KITA BERJUMPA VIA SUARA
“Halo mas.. Ini saya mau beli (novel) Koala Kumal,  kok di websitenya gak bisa ya?” jawab gue yang awalnya agak kagok.
“Ohh.. maaf ehm.. Mbak. Inih websitenyah lagih erorh. Mbakh bisah emailh duluh” jawabnya dengan nada kecapean ngadepin banyak telponan.
“Email apa ya?” gue gak tau email yang mana..
“Email yang biasah mbak. Koalakumal dot belibuku dot com” balesnya. Kayaknya doi gak mau nelpon lama-lama sama gue.
“Oh oke.. Isinya apa mas??” tentu gue gak tau mau isi apa di email itu.
“Isih ajah emailh danh kuantitihnyah mbakh”
“Isinya itu aja? Terus kalo pem....” gue belum selesai ngomong langsung di potong
“Isinyah ituh ajah mbakh”
Karena gue iba dan merasakan ke-stress-annya, guepun segera mengakhiri telponan ini dalam keadaan penuh tanda tanya.
Tentu hal pertama yang gue lakukan adalah: beri tahu si Phambaru itu. Dan hal kedua: nulis surat cinta komplain dan curhat ke mas-mas disana.
Diapun (Phambaru) segera melayangkan surat komplain kepada email itu. Isinya diawali dengan ‘Yth.’ Dan menggunakan bahasa yang baku, dan benar-benar ‘mengomel’ tentang web itu. Sedangkan gue...

Surat Pertama yang gue layangkan ke mereka...
SUBJEK: Membeli Buku Koala Kumal


Surat kedua yang gue layangkan ke mereka (gue akhirnya ketagihan. Seru juga curhat ke mas-mas. Ya.. walau ga dibales sih)

SUBJEK: Membeli Buku Koala Kumal+Curhat


... Gue emang hebat.

Tapi gue sadar, pasti banyak yang komplein juga melalui email dan pasti email-email tersebut akan bagaikan sebutir pasir di padang gurun yang luas. Jadi, diakhirnya: modus ke mas-mas melalui surat elektronik akhirnya gagal. Jadi mau tak mau gue harus cari cara lain. Karena gue gak bisa Cuma ngeluh doang. Gak bakal guna. Terus gue reload sekali, coba-coba aja.
BISA!!!
Dan gue liat disamping halaman tersebut, di kotak berisi sisa kaos limited (plus buku Koala Kumal). HANYA TERSISA 861!!!!!!!! GUE SUPER PANIK. INI BARU SETENGAH JEM LEWAT!  DALAM KEADAAN EROR BEGINI MASIH ADA YANG BELI.. SEBANYAK 139 NOVEL SUDAH LUDES... Dahell.. Guepun langsung klik ‘Masukkan ke Keranjang’ novel tersebut. Kemudian muncullah layar baru, guepun tersenyum tipis,
‘502: BAD GATEWAY’
Itu dia hasilnya.

Kemudian gue sedikit refreshing dulu. Pusing gue. Gue liat di twitter tentang orang-orang yang berhasil membeli.. Katanya (orang yang berhasil beli): ‘Gue cape bang reload berkali-kali.. Tapi akhirnya dapet’. Kemudian dari itu, tiba-tiba lampu muncul diatas otak gue. BENER! RELOAD BERKALI-KALI!
Guepun reload berkali-kali... Selama satu jam, dengan sabar gue reload-in. Pukul satu pagi, gue masih ngeklik simbol ‘tanda panah yang diputer itu’. Akhirnya setelah satu jam berlalu (kira-kira saat itu pukul 01.15), guepun berhasil. GUE SENENG BANGET. Dan oh iya, bokap gue udah pulang. Jadi gue langsung teriak nomor rekening yang dituju (jarak gue dengan bokap itu hanya lima meter). Dan selesai berteriak, gue datengin bokap terus nari-nari muter-muter di depan bokap #TandaBahagia. Bokap gue cuma menatap bingung. Di lain rumah, temen gue ini dengan santainya melalui vase-vase ini dengan mudah dengan menggunakan jalan alternatif yang diberikan oleh bukabuku.com yaitu old.bukabuku.com. Dia ternyata lebih pinter dari gue: dia ngeplototin tu twitter terus menerus, menunggu berita. HUFT. Akhir-akhirnya, gue dan dia sama-sama selesai. BERES.
Masalah berikutnya, konfirmasi pembayaran ternyata masih harus melewati setan-cyber itu. Guepun kesal dan menarik nafas dan hembuskan terus menerus, hingga guepun dengan sabar lagi mengklik reload beratus-ratus  kali. Makin menjelang pagi makin gampang aksesnya dan lebih cepat. Tetapi gue konfirmasi ini memakan waktu setengah jam. Dan YU NO WAT: Pukul 01.30, 1000 novel Raditya Dika itu (Koala Kumal) HABIS terjual. MUKEGILE. Mudah-mudahan suatu saat gue juga bisa kayak begitu yak #lol. Dan setelah ditambah seribu stok kaos (bonus bagi 1000+1000 pembeli pertama) lagi, kalau gak salah (menurut info twitter) pukul 03.30 sudah HABIS, alias dua ribu novel itu sudah habis saat itu. (Berarti tinggal tersisa bukunya yang bertanda-tangan, tanpa kaos).
GAK NGERTI LAGI TENTANG RADITYA DIKA.
Ah sudahlah,
Guepun akhirnya tidur, sebelum tidur gue isengin si Phambaru:
GUE: “Udah tidur sono. Mudah-mudahan besok telat” ketik gue kepada dia.
Phambaru: “GUE DOAIN LU BESOK KENA KARMA” . Dia ternyata masih mengingat kehadiran karma di dunia yang fana ini. 

Dan ternyata doa dia terkabul, besoknya gue kena karma. Karma itu benar-benar ada dan tidak peduli siapa kau, dari mana kau.
Esok paginya, gue telat ke sekolah. Si Phambaru pas-pasan dateng ke sekolah. Lah gue,
telat tiga puluh menit.