Pages

Sabtu, 17 Mei 2014

Marmut Merah Jambu

  Belakangan ini Raditya Dika (iya, kakak gue #ngasal), mengeluarkan film terbarunya berjudul Marmut Merah Jambu atau sering disingkat dengan MMJ. Film yang keluar tanggal 8 Mei 2014 itu diminati banyak kalangan, dari bayi hingga orang mati (kayaknya gak gitu juga kali ya). Tentu, sebagai fans setianya gue pasti akan menonton film MMJ itu. Semakin hari semakin gue 'kebelet' pengen nonton itu apalagi ditambah katanya filmnya bagus, terutama dengan endingnya. Kicauan-kicuan itu selalu memenuhi timeline twitter gue. Sampai Aakhirnya Rabu sore, usai sekolah gue berencana menonton film MMJ ini bersama ketiga teman gue dan berencana bareng satu tamu diundang tapi tak berasa terundang *mindblowing*

  [Sebelum gue memulai review, gue mau cerita sedikit "perjuangan" nonton MMJ; bagi yang gak mau tahu, lewatin warna merah ini]

  Gue nonton di GI, Blitzmegaplex yang terletak di belakang sekolah gue. Orang yang diundang tapi merasa tak terundang (OYDTMTT) ini sudah diajak Nikol sejak kemarin hari, dan kita semua (OYDTMTT dan teman manusia lainnya) sudah janji jam 5 kurang ada di J.co Lobby GI. Soal beli tiket, orang yang pertama kali datanglah yang bertanggung jawab atas itu, dan kebetulan saat itu gue dan Nikol lah pendatang pertama daripada mereka. Segeralah kita ke lantai paling atas untuk membeli tket MMJ ini. Yang sudah pasti sih bertotal 4 orang, tapi yang ga pasti ada 1 orang, yaitu OYDTMTT. Karena takut entar rame, trus OYDTMTT jadi datang, dan tak mendapat tmpt duduk; gue dan  nikol pun  berencana untuk menelepon apakah dia jadi atau tidak. 
*pencet tulisan call di kontak OYDTMTT*
"Yah, ga nyambung..." kata Nikol ketika baru sadar ga bisa di telpon orang ini
"EH EH EH NYAMBUNG!!!!" teriak Nikol pas lihat layar hapenya untuk yang kedua kali
"HALO! OYDTMTT kamu mau nitip tiket ga??????!" kata nikol kepada handphone nya. {Gue ga ngerti sama Nikol, bukan salam dulu; tetapi langsung pada intinya, mungkin hemat pulsa}
"HAH???? GAK!!" jawab OYDTMTT dengan nada keras dan nada bingung.
 "Hah? Ga jadi?" jawab Nikol dengan nada dan wajah memelas yang lebih tepatnya kecewa. 
"YES BAGUS!!!! PHP!" bisik gue ke handphone. Gue sih rada seneng, karena gue gak mau ada kejadian awkward karena dia satu2nya cowo yang nanti akan nobar. Tapi juga rada kecewa, karena di-PHP in LOL HAHAHA.
"Ini siapa sih?" tanya OYDTMTT yang ternyata dari tadi gak tau itu kita. 
Kita gondok.  
 "Ini Nikol sama Maria, OYDTMTT"
"Oh.. Iya iya maaf, saya lagi di dokter; nanti aja. Takutnya ga jadi"
"Oh oke oke"
Akhirnya gue dan Nikol ke Jco. Di outdoornya gue ngeliat orang berkumpul gitu. Kayaknya lagi kerjasama ttg perusahaan. Dan gue ngerasa salah satu dari mereka itu merupakan editor profesional yang gue kenal. Kalo gak salah sih iya bener dia. Habis, mirip. Tapi kata Nikol sih bukan. (Editornya si Radit, Windy). Ga lama di Jco, mereka (dua manusia itu) datang ke bumi angkasa Jco ini. Kita pun segera ke lantai paling atas dan menonton film yang katanya seru itu.
tanpa OYDTMTT. 
---
Bagi gue tersendiri, film MMJ merupakan film terbaik dari film-film Radit lainnya. Menurut gue seorang diri, urutan film Raditya Dika menurut tingkat kesukaan gue terhadap filmnya, maka akan demikian:
1. Marmut Merah Jambu
2. Cinta Brontosaurus
3. Cinta Dalam Kardus
4. Kambing Jantan
5. Manusia Setengah Salmon

Ya, Marmut Merah Jambu mendapat peringkat terutama disini. Karena cinta, persahabatan, kepercayaan, kepopuleraritas semua terbungkus dalam film yang berdurasi 90 menit ini. Dimulai dari sifat sok tau nya Bertus dan Dika, yang menjadi dektektif gagal, diakhiri dengan cinta yang tulus tapi terpendam.

Bertus pemain favorit
Seperti banyak orang katakan, Bertuslah yang paling lucu dari segala tokoh. Sifatnya yang sok tahu dan ingin populer ini berujung pada sesuatu yang lucu. Apalagi, "Handphone" setrumnya yang selalu ia bawa hingga ia beranjak dewasa. Kebegoan si Bertus ini berujung lucu, dimulai dari kesetrumnya dia ketika mencoba setrumanya itu, yakin banget kalau bola basketnya ada di tong sampah yang sebenernya gak ada, pengen nyari pacar lewat telefon, pengen popular dengan cara 90'an, dan masih bejibun kebegoannya itu. Pemilihan pemain yang tepat untuk Radit, karena Julian Liberty (pemain Bertus) mampu mendalami kebegoannya Bertus. Atau mungkin emang Julian itu sebego Bertus? ITU MASIH MENJADI SEBUAH MISTERIII~

Ada teman gue bilang ke gue gini: "Bertus lucu banget. Saking lucunya, dia jadi seperti pemain utama di film tersebut".


  Selain itu, gue juga cukup suka dengan Dika kecilnya (Christopher Nelwan), selain ganteng dia juga mempunyai suara bagus (NILAI AKTINGNYA WOI, BUKAN SUARANYA). Tapi kadang bagi gue seorang diri, Christopher ini memainkan tokoh Dika tidak begitu se-semagat Julian yang bermain sebagai Bertus. Gue merasa Christopher ini bermain sebagai Dika dengan 'agak' takut-takut. Entah takut salah atau baru pertama kali bermain film komedi atau apa.. Meski demikian, tetap, Christopher mampu menjadi Dika SMA yang lucu dan dia tidak mengecewakan. Tapi satu hal yang bikin gue bingung, Christopher itu terlalu cakep untuk menjadi Dika SMA. Kok mau, gitu... Chris disamain sama kambing yang katanya jantan itu...

Tapi sih tak apa, bagus. Karena dalam suatu film harus memilih yang sesuatu fresh, yang bukan cuma pemain Radit yang selalu jelek mulu di film-film sebelumnya.
Gue suka gaya lo Dik!

Dan di film Marmut Merah Jambu ini, cast cewenya cantik-cantik dan lebih terkenal dari pada film-film sebelumnya. Bahkan, figuran saja merupakan artis yang sudah hampir dikenal masyarakat luas. Anca misalnya, yang menjadi security sekolah itu. Ia merupakan pemain figuran yang bermain hanya untuk beberapa detik saja.

Tapi nih gue kasih tau kepada artis figuran yang mungkin membaca ini(?) Lo ga usah sedih karena peran lo figuran. Lo harus sadar, sebenernya peran lo itu termasuk peran penting. Kenapa? Karena kalau gak ada pemain figuran, pasti film MMJ misalnya, gak akan menjadi sesempurna dan selucu itu. Jadi, berbahagialah kamu orang figuran.

Balik lagi ke cewe-cewe cantik di MMJ, gue gak ngerti kenapa Sonya yang sebagai Cindy itu mampu jatuh cinta kepada Dika kecil, kalau saja Dika kecil benar-benar Chris, itu merupakan hal yang wajar. Tapi kalo yang Dika gede nya... Gak kasian apa dengan Cewe itu? (yang kemudian Franda menggantikan Sonya sebagai Cindy Dewasa). Tapi namanya sih juga film. Cuma akting doang. Kasian Dika.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Di film ini juga banyak pelajaran hidup yang gue dapatkan. Mulai dari yang tersurat maupun tersirat. ##Bagi Yang Belum Nonton, Jangan baca! SPOILER ALERT!##



1. Jangan menguasakan Ego daripada persahabatan. 
    Di film ini, Dika sempat menguasakan Egoisnya. Ia memanfaatkan tiga sekawannya hanya untuk mendapatkan Ina dari Michael. Quote yang paling gue suka di masa-masa ini adalah quotenya Bertus ketika di pelajaran sejarah.
Bu Guru Sejarah (dimainkan oleh Feby Febiola): "Ada yang tahu mengapa Soekarno dan Muh. Hatta berhasil menyatukan bangsa Indonesia?"
Bertus: Saya Bu!
Bu Guru: Ya! Bertus!
Bertus: "KARENA SALAH SATU DARI MEREKA TAK ADA YANG EGOIS! YANG MEMENTINGKAN DIRINYA SENDIRI! DAN KALAU SAJA DIANTARA MERKA ADA YANG EGOIS, DIANYA GA USAH NGINEP DI RUMAH TEMANNYA LAGI, BU! MERDEKA!!!!!!" #GueSukaGayaLoBer
Bu Guru: .... *wajah bingung*  
2. Apa yang terjadi hari ini, gak tentu menggambarkan masa depanmu
   Ini paling menonjol dalam film MMJ ini. Saat itu Michael yang terkenal banget di SMA nya, malah menjadi pelayan di akhir film itu. Ditambah, rambutnya yang wangi diawalnya malah akhirnya menjadi tak terawat dan gak jelas. Lain lagi dengan guru ORnya. Pak guru ini pernah berkata: "Kalau bukan siapa-siapa, mana bisa jadi apa-apa" ; dimana katanya dia gak mungkin lagi mendapatkan Bu guru Sejarah yang cantik dan mempesona, yang sudah lama ia jadikan gebetannya. Kecewanya dan kemustahilannya menjadi suami Bu Guru itu ditambah ketika Bu guru ini sudah memiliki Suami. Tapi, siapa yang sangka, di akhir film; mereka menjadi pasutri dan memiliki satu anak yang cantik. Ada lagi dengan Bertus, yang awalnya bego, dan diakhirnya siapa yang sangka kalau ternyata dia masih bego. Enggak bego sih, lebih tepatnya gila. Dan yang terakhir siapa sangka sahabat menjadi pacar? BUKAN BERTUS JADI PACAR DIKA LOH YA! SATU LAGI YANG ONO.

3. Kalau mimpi tinggi-tinggi, mungkin adakalanya kita harus dibangunkan oleh seseorang
    Quote ini sebenernya gue dapatkan bukan asli dari filmnya, tapi dari novelnya. Namun, di filmnya juga menggambarkan quote ini. Saat Dika jatuh cinta kepada Ina, sampai dia cium radio dan lain-lain. Dia mengejar Ina, dan terlihatnya kayak Dika sudah mendapatkan cinta Ina, padahal sebenarnya gak.
Dan sebenarnya ada orang yang lebih mencintai dia juga, tepat di depan matanya. Tapi mengapa Dika gak mau ke "dia"? Ya, karena mimpinya terlalu besar kepada Ina, makanya; seharusnya saat itu Dika dibangunkan dari mimpinya yang sangat tinggi itu. Tapi kenapa Dika dibangunkan pas diakhir? Mungkin biar film ini lebih berbobot.

4. Lebih baik dia bahagia, daripada bersama kita tak bahagia
   Ini quotes yang gue dapatkan secara tersirat (lagi). Quotes ini terkandung dalam pesta ulang tahun Ina. Ketika kedua sahabat Dika memaksakan Dika untuk berani berbicara yang sebenarnya kepada Ina, sampai diberi puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Joko. Tapi apa yang dikatakan Dika? "Ina, sebenarnya kamu itu cocok sama Michael. Meskipun lo itu gebetan gue, tapi kalian itu bahagia." (seinget gue itu) Dan dia tidak membacakan puisi itu. Dia malah memberi itu kepada Michael. Kedua sahabatnya yang bingung dibalas dengan satu kalimat dari Dika "Mungkin Michael yang lebih cocok membacakan puisi ini kepada Ina". Ini momen favorit gue selain Endingnya.


Intinya, film Marmut Merah Jambu ini film yang cocok untuk ditonton oleh seluruh kalangan masyarakat. Tapi ingat, jangan sendirian; percaya sama gue, kalau sendirian itu ga seru. Mending sama keluarga/pacar (kalau ada ya)/teman/sahabat. Selain itu kalau sendirian, entar diketawain sama mbak-mbak atau mas-mas bioskop.

akhir kata, Selamat menonton bagi kalian yang belum menonton!

Kamis, 01 Mei 2014

Dunia Terbalik

  Sorry kalau gue telat nge-blog. Yang dimana seharusnya gue menambahkan entri baru setiap bulan (yang biasanya hadir setiap akhir bulan), tapi gue kebablasan ga nulis hingga bulan Mei. Dikarenakan gue harus menyelesaikan tugas sekolah terlebih dahulu.
Sebenarnya sih gue nulis setiap bulan dan selalu akhir  bulan itu bukan sebuah rutinitas. Itu cuma terjadi ketika gue kangen nulis dan menjadi kebetulan, gue kangen nulis setiap akhir bulan. Tapi kali ini ga tau kenapa bulan April gue 'mager' banget nulis. Mungkin karena gue itu bukan orang pro dalam menulis cerita. Dalam artian, setiap gue ngeblog pasti gue harus menghabiskan 2-3 jam dalam hidup gue. 1 jam buat nulis dan sisanya buat edit. Emang gue itu lelet. Kalau kata orang, gue itu "Putri Solo"

  Mungkin juga, gue mager nulis karena gak ada kejadian yang keren atau yang paling beda. Tapi kemudian gue teringat dengan perkataan Benny (komikus) - "Ide itu ada disekeliling kita". Akhirnya guepun mengusahakan diri untuk menulis kejadian-kejadian yang ada di sekitar gue. . . . . . . .

  Lu masih kenal Matthew? (baca: Cinta dengan WC Les). Kalo lu belum kenal, gue akan kenalkan tentang dia singkat.
Dia adalah seorang anak Tkb yang dulu (ketika SD) les Mandarin bareng gue, dia merupakan anak yang, bisalah dibilang "agak"  gila dan anehnya minta ampun. Tapi pada akhirnya, pas gue keluar dari les itu (karena tempat les itu jauh, dan di SMP gak ada mandarin T^T) gue ngerasa kayaknya gue gak bakal ketemu anak kecil selucu, sehumoris dia. Tapi ternyata alam semesta berkata lain. Gue ketemu lagi orang yang kayak dia. Bahkan lebih parah. Panggil saja namanya "Briel", anak kelas 5 SD yang gilanya kayak anak TK. Meskipun dia memiliki sedemikian kekurangan, tapi kita kudu mesti harus liat sisi positifnya; "Karena lawakannya gue gak bakal jenuh dalam belajar Matematika atau Fisika ini". Dan benar aja, gue itu selalu ketawa kalau dia mulai acara lawaknya. Kalau kata guru les gue, dia (briel), kakaknya, dan satu lagi anak SMP kelas 3 (meskipun kelas 9, tapi sifatnya beti -bedatipis- sama Briel) merupakan anggota ILK alla kelas itu (ILK: Indonesia Lawak Klub). Nih salah satu kelucuannya Briel tuh ini:

(B: Briel; G: guru/ibu)

*gambar Jajargenjang*
B: Ibu, ini segitiga ya?
G: OH INI SEGITIGA..
B: Lah bener kan bu. Sesegitiga sama kaki.
G: OH SAMA KAKI. Ibu baru tau itu segitiga sama kaki.
B: Trus apa bu?
G: itu jajargenjang
B: OHH SAYA TAU BU! INI TRAPESIUM!
G: *face calm* haduh briel briel
B: Kalau bukan trapesium, ini jajargenjang ya bu?
G: KALAU IBU PUNYA 5 ANAK KAYAK KAMU BRIEL, IBU LANGSUNG MATI BERDIRI. Beneran!
B: Yah keren dong bu. Sa-sa-saya itu paling beda dari yang lain.

Bukan cuma itu...
B: ibu, ini gimana? (Soal aljabar; kira-kira soalnya demikian: 5=2x+1)
G: Ya satunya kedepan trus entar dibagi 2.
B: Loh kok dibagi dua?
G: Lah inikan ada 'x'
B: Ohh gitu. Saya pikir ini cuma iseng doang ditambahin 'x'
*gue lagi belajar fisika-pemuaian yang ada delta atau lambangnya berbentuk segitiga*
G: OH KALAU GITU Michelle (ya gue dipanggil Michelle) ada segitiga-segitiga itu cuma iseng doang...
B: Iya dong bu. Siapa tau orangnya bosen belajar  trus gambar-gambar gitu.
Oh iya, kok Ibu tau sih?? Trus saya ga tau??
Gue dalem hati ngomong: "Namanya juga guruuuu ya pasti tau lah -__-"

Lalu..
G: Kata mama kamu, kamu kemarin ke dokter karena kamu punya penyakit kantong kemih ya?
B: Iya bu, penyakit pada t*tit
G: *face calm*

(M: Murid Lain)
M: Ibu, dia (briel) itu kayak yang anak Tk itu ya bu.. cuman lebih liar.
B: Si anak TK itu udah lebih mending sama ibu loh. Dulu, pas baru pertama kali les disini dia ngerusakin hordeng ibu trus ini *nunjuk sesuatu ke arah dinding* digigitin sama dia trus roboh
*semua ketawa*
M: Haha kalau Briel mah liar terus bu.
G: Si anak Tk itu kalau dia mulai liar ibu ngomong: "Kalau bandel entar ibu telponin bapak bapak lapangan tennis loh" dia langsung diem. Sampe-sampe murid ibu yang gede-gede pada nanyain: "Emang ada apaan sih bu di lapangan tennis?" Ya itukan cuma boongan buat dia takut aja. Jadi setiap kali ibu ngomong gitu pasti dia langsung jerit-jerit: "AAAH ibu jangan buu EEE... Iya.. iya.. bu aku kerjain". Lah kalau si Briel, udah gak bisa dibohongin. Mau boongin apa coba..
B: Hehehe..

  Bagi gue sih wajar dia kayak gitu, namanya juga pelawak. Gilanya, setiap kali gurunya keluar bentar, pasti dia nari-nari ga jelas. Salah satu tariannya yang gue inget adalah: dia mengangkatkan tangan keatas, kayak orang main volly gitu dengan pantat yang bergoyang-goyang. Trus nyanyi-nyanyi lagu karya masterpiece dia. HAHA!!
Tapi meskipun dia menghibur, masih ada satu hal yang buat gue kasian sama dia, yaitu: kalo dia mendapatkan nilai ulangan yang bagus, orangtuanya dan guru les gue pasti ngerasa curiga sama dia. Jadi gini, waktu itu pernah nilai matematika dia 85 (kalo ga salah), nyokapnya telpon guru les gue; intinya orangtuanya Briel ga percaya anaknya bisa dapet nilai bagus, makanya dia disuruh tes ulang di les untuk memastikan kebenarannya. Semua pada kira dia nyontek atau apalah. Tapi pas di tes dia selalu ngomong: "Saya sudah lupa caranya buuu". Gue sendiri sih wajar-in dia kalau udah selesai ulangan, dia lupa materinya. Tapi mereka curiga juga menjadi hal yang wajar, karena nilai ulangan dia 85, sedangkan UTS dia bisa dapet nilai 4. Kan MAGIC banget tuh. Tapi seharusnya sih pada ga curiga, karena "Tak Ada Hal Yang Mustahil".
Hal ini sama halnya dengan temen sekelas gue. Panggil aja Ciosa. Di ulangan Inggris yang total 20 nomor silam, banyak dari anak-anak pintar yang biasanya dapet 100  (Spt: Waketos,Iza, NICOLE MADELINE, Io) malah kali ini mendapat nilai 9 (bener 19, salah 1) karena mereka kurang teliti. Tapi Ciosa yang biasanya ga dapat 100, kali ini mendapatkan nilai sempurna itu! Banyak orang mengatakan: "Kalau dia mendapat nilai 100, berarti dunia terbalik" Berarti, kali ini dia bener-bener membuat dunia terbalik. Ini juga berarti dia telah mengalahkan anak-anak pintar seperti yang gue katakan tadi. Pas Io tau Ciosa mendapat nilai 100, dia langsung ngomong:
"Dunia terbalik sudah." 
Tapi kan tak ada yang tak munngkin. Mungkin saja dunia Io sudah terbalik, tapikan dunia u.n.i.c.o.r.n belum terbalik NGENGGG. Tapi mungkin teori "Dunia Terbalik" disetiap pribadi orang beda-beda. Bagi kakak kelas, Cibry, "Dunia terbalik itu kalau si W.a mau ngerjain tu agenda(agenda sekolah; PS: Sie. Medkom yang membuatnya) dan W.a jadi rajin." Bagi seorang Nicole Madeline, dunia terbalik kalau BL (kakak kelas;orangyangdisukainnya) punya suara bapak-bapak. Dan bagi temen gue, V.E, dunia itu ga bakal terbalik karena bumi itu bulat *tepok tangan* 

  Tapi sih bagi gue kayaknya dunia sudah terbalik, karena koko gue yang gak suka baca novel tiba-tiba baca novel "My Creepy Diary" sampai tamat. Padahal, setau gue, koko gue itu paling eneg sama namanya penuh tulisan tanpa gambar. Bisa jadi dia mulai penasaran dengan novel karena gue memiliki tiga-puluh novel (yang pasti gue akan membeli hingga ribuan novel), dan setiap kali koko gue masuk ke kamar gue; gue pasti lagi membaca novel. 

Dunia sudah terbalik. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . .. . . . . . .