[Sebelum gue memulai review, gue mau cerita sedikit "perjuangan" nonton MMJ; bagi yang gak mau tahu, lewatin warna merah ini]
*pencet tulisan call di kontak OYDTMTT*
"Yah, ga nyambung..." kata Nikol ketika baru sadar ga bisa di telpon orang ini
"EH EH EH NYAMBUNG!!!!" teriak Nikol pas lihat layar hapenya untuk yang kedua kali
"HALO! OYDTMTT kamu mau nitip tiket ga??????!" kata nikol kepada handphone nya. {Gue ga ngerti sama Nikol, bukan salam dulu; tetapi langsung pada intinya, mungkin hemat pulsa}
"HAH???? GAK!!" jawab OYDTMTT dengan nada keras dan nada bingung.
"Hah? Ga jadi?" jawab Nikol dengan nada dan wajah memelas yang lebih tepatnya kecewa.
"YES BAGUS!!!! PHP!" bisik gue ke handphone. Gue sih rada seneng, karena gue gak mau ada kejadian awkward karena dia satu2nya cowo yang nanti akan nobar. Tapi juga rada kecewa, karena di-PHP in LOL HAHAHA.
"Ini siapa sih?" tanya OYDTMTT yang ternyata dari tadi gak tau itu kita.
Kita gondok.
"Ini Nikol sama Maria, OYDTMTT"
"Oh.. Iya iya maaf, saya lagi di dokter; nanti aja. Takutnya ga jadi"
"Oh oke oke"Akhirnya gue dan Nikol ke Jco. Di outdoornya gue ngeliat orang berkumpul gitu. Kayaknya lagi kerjasama ttg perusahaan. Dan gue ngerasa salah satu dari mereka itu merupakan editor profesional yang gue kenal. Kalo gak salah sih iya bener dia. Habis, mirip. Tapi kata Nikol sih bukan. (Editornya si Radit, Windy). Ga lama di Jco, mereka (dua manusia itu) datang ke bumi angkasa Jco ini. Kita pun segera ke lantai paling atas dan menonton film yang katanya seru itu.
tanpa OYDTMTT.
---
Bagi gue tersendiri, film MMJ merupakan film terbaik dari film-film Radit lainnya. Menurut gue seorang diri, urutan film Raditya Dika menurut tingkat kesukaan gue terhadap filmnya, maka akan demikian:1. Marmut Merah Jambu
2. Cinta Brontosaurus
3. Cinta Dalam Kardus
4. Kambing Jantan
5. Manusia Setengah Salmon
Ya, Marmut Merah Jambu mendapat peringkat terutama disini. Karena cinta, persahabatan, kepercayaan, kepopuleraritas semua terbungkus dalam film yang berdurasi 90 menit ini. Dimulai dari sifat sok tau nya Bertus dan Dika, yang menjadi dektektif gagal, diakhiri dengan cinta yang tulus tapi terpendam.
Bertus pemain favorit
Seperti banyak orang katakan, Bertuslah yang paling lucu dari segala tokoh. Sifatnya yang sok tahu dan ingin populer ini berujung pada sesuatu yang lucu. Apalagi, "Handphone" setrumnya yang selalu ia bawa hingga ia beranjak dewasa. Kebegoan si Bertus ini berujung lucu, dimulai dari kesetrumnya dia ketika mencoba setrumanya itu, yakin banget kalau bola basketnya ada di tong sampah yang sebenernya gak ada, pengen nyari pacar lewat telefon, pengen popular dengan cara 90'an, dan masih bejibun kebegoannya itu. Pemilihan pemain yang tepat untuk Radit, karena Julian Liberty (pemain Bertus) mampu mendalami kebegoannya Bertus. Atau mungkin emang Julian itu sebego Bertus? ITU MASIH MENJADI SEBUAH MISTERIII~
Ada teman gue bilang ke gue gini: "Bertus lucu banget. Saking lucunya, dia jadi seperti pemain utama di film tersebut".
Selain itu, gue juga cukup suka dengan Dika kecilnya (Christopher Nelwan), selain ganteng dia juga mempunyai suara bagus (NILAI AKTINGNYA WOI, BUKAN SUARANYA). Tapi kadang bagi gue seorang diri, Christopher ini memainkan tokoh Dika tidak begitu se-semagat Julian yang bermain sebagai Bertus. Gue merasa Christopher ini bermain sebagai Dika dengan 'agak' takut-takut. Entah takut salah atau baru pertama kali bermain film komedi atau apa.. Meski demikian, tetap, Christopher mampu menjadi Dika SMA yang lucu dan dia tidak mengecewakan. Tapi satu hal yang bikin gue bingung, Christopher itu terlalu cakep untuk menjadi Dika SMA. Kok mau, gitu... Chris disamain sama kambing yang katanya jantan itu...
Tapi sih tak apa, bagus. Karena dalam suatu film harus memilih yang sesuatu fresh, yang bukan cuma pemain Radit yang selalu jelek mulu di film-film sebelumnya.
Gue suka gaya lo Dik!
Dan di film Marmut Merah Jambu ini, cast cewenya cantik-cantik dan lebih terkenal dari pada film-film sebelumnya. Bahkan, figuran saja merupakan artis yang sudah hampir dikenal masyarakat luas. Anca misalnya, yang menjadi security sekolah itu. Ia merupakan pemain figuran yang bermain hanya untuk beberapa detik saja.
Tapi nih gue kasih tau kepada artis figuran yang mungkin membaca ini(?) Lo ga usah sedih karena peran lo figuran. Lo harus sadar, sebenernya peran lo itu termasuk peran penting. Kenapa? Karena kalau gak ada pemain figuran, pasti film MMJ misalnya, gak akan menjadi sesempurna dan selucu itu. Jadi, berbahagialah kamu orang figuran.
Balik lagi ke cewe-cewe cantik di MMJ, gue gak ngerti kenapa Sonya yang sebagai Cindy itu mampu jatuh cinta kepada Dika kecil, kalau saja Dika kecil benar-benar Chris, itu merupakan hal yang wajar. Tapi kalo yang Dika gede nya... Gak kasian apa dengan Cewe itu? (yang kemudian Franda menggantikan Sonya sebagai Cindy Dewasa). Tapi namanya sih juga film. Cuma akting doang. Kasian Dika.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di film ini juga banyak pelajaran hidup yang gue dapatkan. Mulai dari yang tersurat maupun tersirat. ##Bagi Yang Belum Nonton, Jangan baca! SPOILER ALERT!##
1. Jangan menguasakan Ego daripada persahabatan.
Di film ini, Dika sempat menguasakan Egoisnya. Ia memanfaatkan tiga sekawannya hanya untuk mendapatkan Ina dari Michael. Quote yang paling gue suka di masa-masa ini adalah quotenya Bertus ketika di pelajaran sejarah.
Bu Guru Sejarah (dimainkan oleh Feby Febiola): "Ada yang tahu mengapa Soekarno dan Muh. Hatta berhasil menyatukan bangsa Indonesia?"
Bertus: Saya Bu!
Bu Guru: Ya! Bertus!
Bertus: "KARENA SALAH SATU DARI MEREKA TAK ADA YANG EGOIS! YANG MEMENTINGKAN DIRINYA SENDIRI! DAN KALAU SAJA DIANTARA MERKA ADA YANG EGOIS, DIANYA GA USAH NGINEP DI RUMAH TEMANNYA LAGI, BU! MERDEKA!!!!!!" #GueSukaGayaLoBer
Bu Guru: .... *wajah bingung*2. Apa yang terjadi hari ini, gak tentu menggambarkan masa depanmu
Ini paling menonjol dalam film MMJ ini. Saat itu Michael yang terkenal banget di SMA nya, malah menjadi pelayan di akhir film itu. Ditambah, rambutnya yang wangi diawalnya malah akhirnya menjadi tak terawat dan gak jelas. Lain lagi dengan guru ORnya. Pak guru ini pernah berkata: "Kalau bukan siapa-siapa, mana bisa jadi apa-apa" ; dimana katanya dia gak mungkin lagi mendapatkan Bu guru Sejarah yang cantik dan mempesona, yang sudah lama ia jadikan gebetannya. Kecewanya dan kemustahilannya menjadi suami Bu Guru itu ditambah ketika Bu guru ini sudah memiliki Suami. Tapi, siapa yang sangka, di akhir film; mereka menjadi pasutri dan memiliki satu anak yang cantik. Ada lagi dengan Bertus, yang awalnya bego, dan diakhirnya siapa yang sangka kalau ternyata dia masih bego. Enggak bego sih, lebih tepatnya gila. Dan yang terakhir siapa sangka sahabat menjadi pacar? BUKAN BERTUS JADI PACAR DIKA LOH YA! SATU LAGI YANG ONO.
3. Kalau mimpi tinggi-tinggi, mungkin adakalanya kita harus dibangunkan oleh seseorang
Quote ini sebenernya gue dapatkan bukan asli dari filmnya, tapi dari novelnya. Namun, di filmnya juga menggambarkan quote ini. Saat Dika jatuh cinta kepada Ina, sampai dia cium radio dan lain-lain. Dia mengejar Ina, dan terlihatnya kayak Dika sudah mendapatkan cinta Ina, padahal sebenarnya gak.
Dan sebenarnya ada orang yang lebih mencintai dia juga, tepat di depan matanya. Tapi mengapa Dika gak mau ke "dia"? Ya, karena mimpinya terlalu besar kepada Ina, makanya; seharusnya saat itu Dika dibangunkan dari mimpinya yang sangat tinggi itu. Tapi kenapa Dika dibangunkan pas diakhir? Mungkin biar film ini lebih berbobot.
4. Lebih baik dia bahagia, daripada bersama kita tak bahagia
Ini quotes yang gue dapatkan secara tersirat (lagi). Quotes ini terkandung dalam pesta ulang tahun Ina. Ketika kedua sahabat Dika memaksakan Dika untuk berani berbicara yang sebenarnya kepada Ina, sampai diberi puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Joko. Tapi apa yang dikatakan Dika? "Ina, sebenarnya kamu itu cocok sama Michael. Meskipun lo itu gebetan gue, tapi kalian itu bahagia." (seinget gue itu) Dan dia tidak membacakan puisi itu. Dia malah memberi itu kepada Michael. Kedua sahabatnya yang bingung dibalas dengan satu kalimat dari Dika "Mungkin Michael yang lebih cocok membacakan puisi ini kepada Ina". Ini momen favorit gue selain Endingnya.
Intinya, film Marmut Merah Jambu ini film yang cocok untuk ditonton oleh seluruh kalangan masyarakat. Tapi ingat, jangan sendirian; percaya sama gue, kalau sendirian itu ga seru. Mending sama keluarga/pacar (kalau ada ya)/teman/sahabat. Selain itu kalau sendirian, entar diketawain sama mbak-mbak atau mas-mas bioskop.
akhir kata, Selamat menonton bagi kalian yang belum menonton!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar