Pages

Sabtu, 13 Februari 2016

Uprak? Uprak.

  Akhirnya setelah membantu Rama menyelamatkan Dewi Sinta, membantu Kingsman bebas dari Valentine, membantu Hiccup melatih naganya Toothless, menyelamatkan bayi yang diincer Annabelle, dan bantu anak keluar dari layar televisi gak jelasnya Poltergeist, guepun selesai Uprak (gak ada hubungannya. Bodo). Uprak atau Ujian Praktek yang kelas sembilan banget, yang udah gue takutin dari kelas 8, akhirnya SELESAI!! WOOO KLEP YOR HENNN WOOO!! 

  Ya walau semuanya tak sempurna ("karena yang sempurna hanya cinta" - Tere Liye), paling gak setan-sialan-neraka ini sudah selesai. 

  Diawali dengan Uprak BI --uprak yang paling ditakutin satu angkatan. Lu bayangin dah, uprak yang paling ditakutin satu angkatan harus gitu dimulai dengan kelas gue -_-. Jadi gue hanya bisa berpasrah kepada yang diatas. Uprak BI ini kenapa serem? Soalnya lu dua kali maju, lu mesti berpidato (bukan membaca pidato) dan yang kedua, yang paling menakutkan, membaca puisi. 

  Gue tau betul pidato itu bosenin af. Apalagi pas diundi, gue dapet temanya 'Kesehatan', padahal gue pengennya itu 'Lingkungan Hidup' karena gampang dan udah berkali kali gue tulis artikel bertema itu. Lah Kesehatan? Gue aja dibilang kekurangan gizi, lah mau bicara kesehatan... 

  Tapi akhirnya gue muter balik otak gue, yang jelas gue gak mau tentang Pola Hidup Sehat, Narkoba, Kanker, Tumor, apalah, bosen banget. Dan tiba-tiba, gak ada hujan gak ada apa, guepun akhirnya menemukan satu titik terang. Gue tau apa yang harus gue angkat untuk uprak pidato ini, yaitu:

"MASTURBASI" MWAHAHAHAHAHHAA. kan tentang kesehatan tuh.

  Percaya atau tidak, judul itu baru gue temukan H-1 sebelum gue uprak menulis pidato. Semalaman baru gue cari fakta-fakta menarik tentang itu dan riset ke temen-temen gue yang laki-laki semua, menanyakan mereka seminggu berapa kali. HAHA. Gue tanyanya ke laki-laki doang, soalnya gue yakin, banyak yang melakukan itu. Gue gak nanya ke perempuan soalnya gue gak tau mau nanya siapa, gue aja gak pernah, apalagi yang lain.

  Temen-temen gue yang gue tanya semuanya tanya begini, "Lu seriusan ambil judul ginian?" ataugak "WTF". Padahal, gue tanyanya dengan sangat sopan, 

Gue: "Lu mau gak bantuin gue buat pidato BI gue? Cuma jawab pertanyaan aja kok"

Temen gue: "Boleh. Apa?" 

Mungkin dengan segala kepolosan gue bertanya begitu, gak ada yang nyangka gue nanya:

Gue: "Pernah memaksakan sperma keluar yang tidak seharusnya keluar pada saatnya gak?"

Temen Gue: "WTFF. APAAN TUH"

Temen Gue: "LU SERIUSAN JADIIN ITU PIDATO?" 

  Tapi percaya atau tidak, gue berhasil bertanya kepada dua belas anak, sepuluh diantaranya menjawab setiap jengkal pertanyaan gue dan dua diantaranya tidak mau menjawab. Menarik? Sangat menarik dan sangat merubah persepsi gue tentang setiap orang yang gue tanya. Karena ternyata banyak yang gak gue duga. 

  Dan to be honest, gue gak pernah melakukan hal itu. Tolong ye. Kenapa gue kepikiran ambil judul itu? Soalnya denah tempat duduk gue di kelas saat itu depan belakang cowo, yang kadang gak jelas dan kadang ya suka berdiskusi gak penting. Jadi, jadilah judul itu yang Hayati ambil, bang. 

  Berhasil? Ya lumayanlah, banyak yang tertarik, dan yang terpenting, GUE TIDAK KETAWA. YEY! Wajib diberi penghargaan Oscar atau Panasonic Award.

  Untuk masalah public speaking sudahlah, tak begitu masalah. Palingan cuma pas buat materinya aja, agak sulit soalnya otak gue itu isinya cuma unicorn, pelangi, dan coklat -> kode minta cokelat pas valentine.  

  Dan mungkin pelajaran-pelajaran lain gue selesaikan upraknya yaaa dengan biasa saja, kecuali ini, 

  PRAKTEK BIOLOGI. 

  Sumpah, gue sebenarnya ngerti-ngerti aja, tetapi karena gue takut banget, gue akhirnya grogi. Serius, kalo udah ditanya apapun itu, gue menjawab dengan keringet dingin. Padahal, banyak yang mengatakan praktek ini termasuk tergampang. Dengan kalo gak salah enam percobaan, satu diantaranya akan jadi percobaan gue dengan cara diundi di tempat. Ada yang susah. Dan gue gak tau bakal dapetnya apaan, makanya gue mau gak mau harus belajar semuanya.

  Gue sih sebenarnya dapetnya yang gampang. Tapi apalah Hayati bang, udah grogi dari awal. 

  "Itu spiritusnya..MATIIN DONG!" kata guru Bio gue dengan nada buat orang lain merasa bersalah, meskipun tidak bersalah.

  HUST. Gue tiup. 
goblok ditiup -_-

  "ITU KOK DITIU..." guru gue belom selesai bicara

  "OH IYA DITUTUP! IYA DITUTUP! DITUTUUUPPPP!!!! LUPA PAK LUPAA" potong gue gelagapan. Ya, seharusnya spiritus itu gak boleh ditiup. Dia harusnya ditutup dari penutupnya, sampe oksigen di spiritus itu tidak ada, api spiritus bakal mati. BUKAN DITIUP WTF Mar.. 

  Seharusnya pas lagi itu, gue langsung pingsan, terus bangun-bangun nanya, "Aku ada dimana?" "Siapa kamu?" *sambil nunjuk hidung guru gue* "Benda apa ini?" *nunjuk spiritus* "AKU INI DIMANAA?" terus kabur dari Lab, keluar dari sekolah, naik transjakarta, terus pulang dengan selamat. Aku anak yang tidak bersalah. 

  Tapi sudahlah, semua sudah berlalu. Meski sudah berlalu seperti perasaan ini yang sudah habis berlalu #WOO  gitu, dan karena gue belom puas, guepun bertanya ke teman gue yang gak satu sekolah sama gue. Gue tanya Uprak mereka ngapain, 

"Oh Uprak? Gue Uprak BI sih Baca Undang-Undang Dasar. Kalo biologi sih cuma lakmus doang" jawab temen gue dengan santai. 

WTF? 



Bunuh Hayati di rawa-rawa bang. 
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar