Throwback aja terus. edisi ke 2.
Gue kangen parah:')
“Gue gak tahu jawabannya, makanya gue jawab aja: Tanyakan pada rumput yang bergoyang” bbm Pam ke gue.
“BEGO HAHAHAHA” bales gue singkat, padat, jelas sambil cengengesan ngetik gituan.
Jadi,
hari itu Pam – anak kelas sebelah, abis ulangan agama. Karena Agama KTP – Lebih
tepatnya sih Ateis; gak ngerti apa-apa tentang pelajaran agama, doi dengan
santainya menjawab itu.
Bahkan
disaat utspun dia sempet ngejawab kayak gitu, tetapi kali ini di pelajaran
Bahasa Inggris.
Where does he work?
-Ask
the shaking grass.
Dan
dengan bangganya Pam chat ke gua seperti dia sudah menyelesaikan misi CIA. Tapi
ternyata spesies begituan gak Cuma Pam doang di sekolah gue. Ada juga temen
gue, panggil saja Mawar, eh melati, dia menjawab aneh di pelajaran matematika
Soal: Apabila x
membagi 3, balblabla
Jawaban: Maaf
pak, sebelumnya saya tidak tahu jawabannya. Karena saya belum pernah membagi x dengan 3 . Jadi saya belum tahu
jawabannya. Karena hanya Tuhan yang tahu apa jawaban dari persoalan di dunia
ini.
Sama
halnya dengan Pam, dia (temen gue) dengan bangganya menceritakan ini semua ke
teman-temannya, termasuk gue. Gue hanya ketawa cekikikan dan gue berpikir,
sepertinya guru Mat ini akan kasih nilai minus 1 atau lainnya. Ternyata gue salah. Saat ulangan dibagikan, emang sih si mawar
eh melati ini remed dengan nilai redah, tetapi lihatlah kebunku penuh dengan
bunga, ada yang putih dan ada yang merah dia mendapat poin 1 di
jawaban-pintar pintar bego-menggelikkan itu. Sedangkan jika jawaban kita salah, gak diberi poin. Jadi semenjak itu, gue berpikir, lebih baik gue
mengarang bebas saat gue tidak tahu jawabannya.
Misalnya:
Dodit membeli sepuluh
donat, ia memakan sembilan donat; dan memberi setengah kepada Didit. Maka,
apakah yang Dodit dapatkan sekarang??
Jawab
gue: Yang jelas Dodit bakal diabetes, bu. Didit kasian dong bu Cuma dapet
setengah. DIMANAKAH KEADILAN ITU, BU?? Kenapa ibu hanya diam saja?? BUKANKAH
KATA ORANG, ORANG YANG DIAM SAJA DITENGAH KETIDAKADILAN MENDAPATKAN HUKUMAN
TERGELAP DI NERAKA? IBU MAU MASUK NERAKA? GAK KAN?! Maka, perjuangkan keadilan
yang merata! SALAM SUER!
Niscaya,gue
langsung ditabok oleh gurunya. Mantap.
Dan
sekarang teori gue kedua #2: “Matematika adalah pelajaran mengarang;
dan Bahasa Indonesia adalah pelajaran hafalan. Dunia sudah terbalik bro.”
Mungkin ini mulai menuju akhir dunia, kawan.*JanganAmpeDehAmitAmit*
Balik
lagi ke persoalan Pam. Meskipun ia mulai didiskriminasi sejak jawaban ‘Tanyakan
Pada Rumput Yang Bergoyang’ pada guru agama gue, dia tetap tidak menyerah
mempertahankan kodrat penggalan lirik lagu lama itu. (Fyi: Banyak pasti dari
kalian tidak tahu asal muasal kalimat itu. Itu kalimat berasal dari lirik lagu
Ebiet G, lupa gue judulnya). Ohiya,
‘Diskriminasi’? Maksudnya
diskriminasi tuh, jadi semenjak kalimat itu, setiap kali nilai agamanya jelek,
pasti guru agama dengan tersenyum miring semacam jahat gitusih, berkata
“Gak Nanya pada rumput yang bergoyang sih. Makanya jelek”
Entah
apa reaksi Pam saat itu.
Meski sudah dicap sebagai ‘Anak Rumput Yang Bergoyang’, Pam tidak akan menyerah
menegakkan keadilan penggalan lagu itu. Dia dengan santainya menjawab lagi di
remedial UTS Agama – yang kebetulan gue ngecek tuh remedial.
Diatas
kertas terdapat gambar rumput – entah rumput darat atau rumput laut; dan
terdapat balon diatasnya bertulisan ‘Remember
me?’. Gue ngakak ga ada habisnya. 'Pinter' (Pinter tanda kutip) blasteran bego sih itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar